Konten Media Partner

Simbol Keberuntungn Imlek, Begini Ramainya Bisnis Kue Keranjang di Surabaya

28 Januari 2025 7:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kue keranjang produksi Ferry Andrea. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kue keranjang produksi Ferry Andrea. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Perayaan tahun baru Imlek tak lepas dari suguhan kue keranjang. Bagi masyarakat Tionghoa, kue keranjang diyakini lebih dari sekadar camilan saat Imlek datang.
ADVERTISEMENT
“Pas Imlek, kue keranjang punya arti tersendiri. Salah satunya keberuntungan dan kemakmuran," ujar Ferry Andrea, produsen kue keranjang di Surabaya, belum lama ini.
Maka tak heran jika jelang momen perayaan Imlek, Ferry selalu kebanjiran pesanan. Tidak hanya di wilayah Surabaya, permintaan kue bercita rasa manis itu juga datang bahkan dari luar pulau seperti Sulawesi dan Kalimantan.
“Selain Surabaya, kirim juga ke Sidoarjo, Malang, Gresik, dan sampai luar pulau,” ungkap Ferry.
Fery menyebut, permintaan pesanan semakin tinggi menjelang dua pekan perayaan Tahun Baru Imlek. Oleh karenanya, rumah produksi kue keranjang di Jalan Kalidami IX itu menjelma menjadi dapur besar untuk memenuhi permintaan pasar.
Tidak hanya mengirim ke pasar besar di Surabaya dan beberapa wilayah, usaha keluarga ini juga masuk ke bisnis ritel di tiga kota.
ADVERTISEMENT
Pesanan kue keranjang ini juga melalui online dan offline market. Namun dibanding penjualan online, Ferry menyebut, pesanan bisnis ritel tahun ini lebih mendominasi. Selain itu juga ada dari restoran, reseller dan kantoran.
“Imlek ini ramai-ramainya, banyak pesanan orang-orang yang beli di pasar, di toko. Jadi kami kirim ke pasar, lebih banyak pesanan di minimart,” ujarnya.
Ferry menuturkan, kenaikan pesanan di tahun ini disebut lebih tinggi dibanding tahun lalu. Kenaikan diperkirakan mencapai 30 persen.
“Ada satu perusahaan yang pesannya sampai ribuan. Pengirimannya sampai ke banyak daerah,” imbuhnya.
Setiap harinya, usaha keluarga ini bisa memproduksi lebih dari 150 kilogram. Satu kali memasak bisa menghasilkan kue keranjang empat dus atau lebih 150 kotak dengan berbagai isi dan ukuran.
ADVERTISEMENT
“Itungannya satu dus isi 20 sampai 50 kotak. Sekali kirim bawa lebih dari 10 dus. Meningkat, tahun lalu 150 dus tahun ini 170 dus,” terangnya.
Setiap kotak kue keranjang diisi macam-macam varian ukuran. Variasi kecil berdiameter empat centimeter, sedang lima centimeter dan enam sentimeter untuk ukuran besar.
Satu kotak kecil berisi sembilan kue keranjang. Sementara untuk ukuran sedang, berisi empat kue keranjang. Kue keranjang besar dijual satuan maupun isi dua dalam satu kotak. Rata-rata harga jualnya mulai dari Rp20 ribu sampai Rp35 ribu per kotak.
Dengan dikemas tutup rapat, kue keranjang ini bisa tahan satu bulan. Bahkan lebih dari itu saat disimpan di lemari pendingin.
Tak hanya saat Imlek, Ferry menyebut, momen laris manis kue keranjang juga terjadi saat perayaan Tjap Go Meh.
ADVERTISEMENT
Sebab, kehadiran kue keranjang ini dipercaya sebagai lambang kemakmuran dan sarat makna keharmonisan keluarga.
“Desember-Januari itu pesan untuk dimakan biasa, Imlek untuk kumpul-kumpul, setelah Imlek ada Tjap Go Meh,” tuturnya.
Ferry mengungkapkan, usaha kue keranjang ini usaha dari sang mama, mulainya sekitar tahun 1990an.
Jelang Imlek tepatnya sejak Januari, rumah produksi ini sekaligus menjadi dapur yang tak berhenti beroperasi.
Semakin dekat perayaan Tahun Baru Imlek, para pekerja di rumah tersebut juga semakin disibukkan oleh pesanan.