Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
27 Ramadhan 1446 HKamis, 27 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Sindrom Terowongan Karpal, Penyakit yang Muncul karena Sering Pakai Gawai
20 September 2021 16:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Personal Computer (PC), laptop, hand phone, dan alat digital lain merupakan benda yang digunakan oleh para guru setiap harinya. Dalam keseharian bekerja, seorang guru sering menggunakan tangannya untuk mengetik, mempersiapkan bahan ajar, mengajar online, memberikan tugas online, bermedia sosial, membuat laporan online, membuat prakarya, dll. Sejumlah kegiatan yang menggunakan tangan sudah menjadi kegiatan sehari-hari para guru.
ADVERTISEMENT
Penggunaan gerakan repetitif (berulang) pada tangan, seperti saat menggunakan gawai, dapat menyebabkan penyakit yang disebut sebagai Sindrom Terowongan Karpal (STK).
Dr. Hanik B. Hidayati, dr, SpS (K), Dosen Neurologi dan Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran Unair mengungkapkan, STK merupakan gangguan akibat jebakan saraf medianus di dalam terowongan karpal yang ada di tangan.
"STK ditandai dengan adanya kesemutan pada jari pertama sampai dengan ke tiga, serta separuh jari ke empat. Kadang STK disertai nyeri dan atau kelemahan tangan. Kelemahan tangan ini tampak ketika pasien kesulitan saat melakukan gerakan mencubit atau menggenggam tangan. Kadang pasien merasa lemah saat memegang atau menggenggam gelas," jelasnya, Senin (20/9).
Lebih lanjut Hanik menuturkan, selain guru, orang-orang yang bekerja menggunakan tangan secara repetitif, misalnya penjahit hingga pembatik, beresiko terkena STK.
ADVERTISEMENT
Pengobatan STK, kata Hanik, ada beberapa macam, seperti pengobatan farmakologi, non farmakologi seperti pemberian terapi latihan, manajemen intervensi nyeri (MIN) dan pembedahan.
Modalitas pengobatan mana yang dipilih, tergantung dari derajat STK yang terjadi.
"Pengobatan farmakologi dengan memberikan obat-obatan dipilih pada kasus STK ringan, pengobatan non farmakologi seperti pemberian terapi latihan, MIN pada pasien yang tidak membaik dengan pemberian terapi konservatif, serta pembedahan. Pada MIN, dilakukan pemberian injeksi obat-obatan, memperantarai pengobatan konservatif dan pembedahan," paparnya.
Terapi latihan direkomendasikan diberikan kepada STK dengan derajat ringan dan sedang atau pasien yang sedang menunggu operasi STK.
STK dapat dikategorikan menjadi STK ringan, sedang, dan berat, dimana hasil pemeriksaan itu juga menentukan jenis tindakan terapi apa yang direncanakan untuk penderita STK.
ADVERTISEMENT
"Pada STK derajat berat, bisa jadi membutuhkan terapi pembedahan. Ini yang ingin kita cegah, diusahakan diagnosa STK dilakukan sedini mungkin, sehingga pengobatan yang dikerjakan minimal dengan hasil maksimal," tukasnya.
Adapun beberapa cara pencegahan STK contohnya adalah dengan menjaga pergelangan tangan tetap lurus saat bekerja, tidak terlalu sering menekuk, memutar dan meluruskan pergelangan tangan.