Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Siswa di Surabaya Buat Biopestisida Alami dari Daun Sirsak dan Lengkuas
3 Juli 2023 14:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pertanian menjadi salah satu sektor penting dalam sistem perekonomian Indonesia. Kondisi iklim dan sumber daya alam yang mendukung, membuat pertanian di Indonesia mengalami kemajuan seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, di balik kemajuan tersebut masih ada satu masalah yang kerap dialami para petani di Indonesia. Salah satunya yakni hama yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman para petani.
Guna mengatasi hama tersebut, masih banyak petani yang menggunakan pestisida kimia yang sangat berbahaya dan dapat mengganggu kesehatan.
Berlatar belakang hal itu, tiga siswa SMP Al-Hikmah Surabaya berinovasi membuat biopestisida dengan bahan alami dari daun sirsak dan lengkuas.
Inovasi yang diberi nama Biopestisida Sarkas ini merupakan karya M Hanif Nazmi, Nizam Alvaro, dan Hamizan Zahir.
Hanif salah satu anggota tim menjelaskan, jika kedua tanaman tersebut sengaja dipilih karena lebih ramah lingkungan dan memiliki zat tanin yang tinggi.
"Jadi, di semua tanaman ada kandungan zat tanin. Tanin ini berfungsi untuk melindungi diri dari hama. Nah kedua bahan ini (daun sirsak dan lengkuas) memiliki kandungan yang lebih banyak dari tanaman lainnya," kata Hanif pada Basra, Senin (3/7).
Terkait cara membuatnya, Hanif menjelaskan, pertama kedua bahan dihaluskan terlebih dahulu. Setelah halus daun sirsak dan lengkuas direbus masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Tahap selanjutnya yaitu memfermentasi bahan-bahan selama 72 jam atau 3 hari. Setelah fermentasi kedua bahan kita campur dan ditambahkan sedikit air, lalu bisa digunakan," jelasnya.
Hanif mengaku, jika inovasi yang ia buat bersama timnya ini telah teruji efektif. "Dari hasil observasi langsung ke tanaman dan hama jangkrik selama 7 hari dengan kuantitas 100ml/harinya, 60 persen hasilnya efektif membunuh hama," ungkapnya.
Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat membantu para petani dalam membasmi hama yang lebih ramah lingkungan.
Diketahui, berkat inovasi tersebut Hanif dan tim berhasil meraih juara 2 bidang ilmu hayati dalam Lomba Peneliti Pelajar Surabaya 2023.