Siswa SD di Surabaya Olah Lumpur Lapindo Jadi Sabun Pembasmi Kuman Bakteri

Konten Media Partner
6 Agustus 2020 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sasa menunjukkan Satora buatannya. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Sasa menunjukkan Satora buatannya. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Sarlita Zahra memang masih berusia 11 tahun. Di usianya yang masih belia, gadis yang akrab disapa Sasa ini tak patah semangat untuk terus melestarikan lingkungan di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Bahkan, selama belajar di rumah Sasa telah berhasil membudidayakan 1.247 tanaman lidah buaya di halaman rumahnya.
Sasa bercerita, awal mula ia tertarik membudidayakan tanaman tersebut karena melihat banyaknya tanaman lidah buaya di sekolahnya yang tidak terawat.
"Akhirnya saya berinisiatif membudidyakan dan mengolahnya menjadi sebuah produk. Awalnya saya menanam 215 tanaman, dan sekarang sudah ribuan," kata Sasa pada Basra, Kamis (6/8).
Dari budidaya tersebut, Sasa mengungkapkan jika 40 persen hasil tanaman lidah buaya ia olah menjadi berbagai macam produk. Seperti hand sanitizer, pupuk cair, pestisida, magot, stik aloevera, puding, permen, jus, nata de coco aloevera, sirup, masker aloevera, dan Salovera (sabun aloevera).
Bahkan yang terbaru, Sasa membuat produk Satora (sabun tanah thaharoh aloevera) yang berbahan dasar aloevera dan lumpur lapindo.
ADVERTISEMENT
Sasa menjelaskan, dipilihnya lumpur lapindo sebagai bahan campuran pembuatan sabun dikarenakan lumpur lapindo mempunyai kandungan bentonic, kaolin, dan granit yang bisa mematikan kuman serta bakteri.
"Saya membuat sabun dengan menggunakan lumpur karena mendapat tantangan dari teman ayah yang merupakan dokter hewan. Karena setelah mereka memegang hewan seperti anjing kan terkena najis, belum lagi kalau ada bakterinya. Akhirnya saya membuat Satora, selain untuk mensucikan juga bisa membunuh kuman," jelasnya.
Ketika ditanya lebih lanjut terkait cara pembuatannya, Sasa menuturkan jika bahan yang dibutuhkan yakni base soap, daging lidah buaya, lumpur lapindo, dan pewangi kosmetik.
Setelah bahan terkumpul, pertama base soap dikukus hingga mencair. Sembari menunggu base soap cair, lumpur lapindo yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan, dihaluskan.
ADVERTISEMENT
"Selanjutnya daging lidah buaya diblender hingga lembut. Setelah base soap cair, semua bahan dicampur jadi satu dan dapat segera dicetak. Setelah dicetak diangin-anginkan selama 18 jam, dan sabun siap digunakan," ucap Sasa.
Diketahui, sabun buatan Sasa ini telah dilakukan uji lab dengan standar internasional (ISO). Hasilnya sabun menunjukkan PH-9 yang ampuh membunuh kuman dan bakteri.
"Kedepan, saya akan terus mengembangkan produk dan membudidayakan tanaman lidah buaya. Saya juga akan membuat sabun untuk kutu kucing. Semoga produk saya dapat bermanfaat untuk masyarakat," pungkasnya.