Siswa SD Elite di Surabaya Ajak Anak Disabilitas Olah Seragam Bekas Jadi Totebag

Konten Media Partner
4 Maret 2024 13:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa kelas V SD Sekolah Ciputra Surabaya bersama anak-anak disabilitas dari Rumah Anak Prestasi (RAP) Nginden Surabaya.
zoom-in-whitePerbesar
Siswa kelas V SD Sekolah Ciputra Surabaya bersama anak-anak disabilitas dari Rumah Anak Prestasi (RAP) Nginden Surabaya.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komunitas sosial dari murid-murid kelas V SD Sekolah Ciputra Surabaya menggandeng Rumah Anak Prestasi (RAP) Surabaya mendaur ulang seragam bekas menjadi totebag. Kegiatan ini ditujukan sebagai bentuk kontribusi terhadap lingkungan sekaligus menciptakan produk inovatif dan berguna.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan ini juga sebagai bentuk konsentrasi kami dalam kepedulian lingkungan dan keberlanjutan," ujar Ketua Careland Club Maqdeline Faith Wondo, Senin (4/3).
Faith melanjutkan, kegiatan ini bermula dari aksi di sekolahnya yang memfasilitasi siswa untuk mengumpulkan seragam tak terpakai di sebuah kotak untuk kemudian didaur ulang.
“Kita pilih kegiatan di RAP ini karena ingin memberikan perubahan dan kepedulian untuk yang lain. Ini kegiatan pertama kami,” imbuhnya.
Faith menuturkan, pihaknya membawa lebih dari 100 seragam tak terpakai, kemudian diserahkan kepada RPA Nginden untuk diolah menjadi barang-barang kreatif.
Kegiatan ini turut melibatkan anak-anak disabilitas dari RAP, dalam menjahit seragam tak terpakai tersebut jadi tas atau totebag.
“Di sekolah kita juga belajar tentang pentingnya sustainability dan ingin mengajak orang-orang juga untuk melakukan itu,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
Selain penggunaan totebag, komunitas sosial dari sekolah elite ini juga membiasakan anggotanya untuk ramah lingkungan. Seperti menggunakan tumbler dan mengurangi sampah plastik.
“Kita menggunakan kertas sedotan dan tidak menggunakan tas plastik,” ujar Monroe Ariela Mulya yang juga diamini oleh Jane Elizabeth Chrisdion, rekan Faith lainnya.
Kegiatan ini disambut positif oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya yang menaungi RAP Nginden. Dinsos menilai kegiatan seperti ini tidak hanya menghasilkan karya tetapi saling mengenal dan berbagi hasil kreativitas.
“Ini bukan pertama kali, sebelumnya mereka juga pernah ke sini untuk mengenal anak-anak disabilitas di Rumah Anak Prestasi. Mereka juga mengapresiasi produk karya anak disabilitas. Gurunya mewajibkan harus membeli, nah kita sangat terbantu artinya ada perputaran dan nantinya keuntungan kembali ke anak-anak,” ungkap Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajrihatin.
ADVERTISEMENT
Karya mendaur ulang seragam disebut dikerjakan oleh anak-anak tunarungu dan tuna wicara dari Rumah Anak Prestasi. Mereka diberdayakan untuk kelas menjahit dan mengasah ketelatenan maupun kreativitas.