Siswa SMP di Surabaya Bikin Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah

Konten Media Partner
30 September 2019 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lilin aromaterapi dari minyak jelantah karya Tristan Kesyandriya. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Lilin aromaterapi dari minyak jelantah karya Tristan Kesyandriya. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Minyak goreng bekas pakai atau yang disebut jelantah bagi sebagian orang dianggap tak berguna dan dibuang begitu saja. Namun di tangan Tristan Kesyandriya, limbah minyak tersebut bisa diolah menjadi lilin aromaterapi.
ADVERTISEMENT
Tristan mengatakan, sisa buangan minyak jelantah ini bisa mencemari lingkungan karena tak bisa terurai dan menyumbat saluran air.
"Di tetangga saya kan banyak minyak jelantah yang dibuang. Daripada mencemari lingkungan saya ambil limbah tersebut untuk diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat," ucap Tristan ketika ditemui Basra, Minggu (29/9).
Bahan-bahan yang dibutuhkan Tristan untuk membuat lilin aromaterapi ini diantaranya minyak jelantah, lilin, krayon, dan cangkang telur.
Tristan Kesyandriya siswa SMPN 41 Surabaya.
"Untuk aroma ekstraknya saya menggunakan jahe, serai, daun pandan, kopi, daun jeruk. Bahan-bahan ini saya haluskan terlebih dulu," kata siswa yang duduk di bangku kelas VIII SMPN 41 Surabaya ini.
Dalam proses pembuatannya, limbah minyak jelantah disaring terlebih dulu menggunakan ampas tebu. Penggunaan ampas tebu ini dipercaya dapat menjernihkan dan menghilangkan bau pada limbah minyak jelantah.
ADVERTISEMENT
Setelah proses penyaringan, lilin dan krayon dilelehkan. "Setelah leleh, semua bahan dimasukkan ke dalam cangkang telur yang sudah dibersihkan. Nah sebelum padat kita bisa tambahkan aromanya sesuai selera," jelas Tristan.
Penggunaan cangkang telur dilakukan Tristan guna meminimalisir limbah dapur yang ada di lingkungannya.
"Saya menggunakan cangkang telur ini untuk berhemat. Biasanya kalau kita makan telur kan cangkangnya dibuang, ini saya mendaur ulang cangkang telur juga biar bermanfaat," tutur bocah kelahiran Surabaya, 9 September 2006 ini.
Dengan adanya inovasi ini, Tristan berharap masyarakat dapat mendaur ulang barang bekas menjadi lebih bermanfaat. (Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)