Konten Media Partner

Siswa SMP di Surabaya Lapor Polisi karena Bullying Malah Diintimidasi Sekolah

14 Desember 2024 7:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi siswa korban bullying. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi siswa korban bullying. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Seorang siswa SMP di Surabaya, CW (14), menjadi korban perundungan atau bullying oleh teman-teman sekolahnya selama tiga tahun terakhir. Ia mengaku mengalami kekerasan verbal hingga fisik.
ADVERTISEMENT
"Menurut laporan yang saya terima, siswa ini sudah dibully teman-temannya sejak masih kelas 1. Sekarang dia sudah kelas 3. Siswa ini kan, mohon maaf, kalau ngomong ada gagap, jadi dia dibully teman-temannya," ungkap Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kota Surabaya Syaiful Bachri, saat dihubungi Basra, Sabtu (14/12).
Syaiful melanjutkan, CW juga sudah melaporkan kasus bullying tersebut kepada gurunya. Namun bukannya merespons dengan baik laporan tersebut, CW diduga justru disudutkan pihak sekolahnya.
"Sudah lapor guru, lapor sekolahnya, atas perlakuan bullying yang dia terima. Tapi siswa ini malah dianggap berbohong," tutur Syaiful.
Tak terima atas tindakan bullying tersebut, keluarga CW akhirnya melaporkan kasus tersebut ke polisi. Saat mengetahui CW melapor ke polisi, pihak sekolah meradang.
ADVERTISEMENT
"Ada dugaan intimidasi yang diterima CW (dari sekolah) setelah melaporkan kasus ini. Bahkan mirisnya pihak sekolah juga diduga mengimingi CW sejumlah uang agar laporan tersebut dicabut," terang Syaiful.
Syaiful menuturkan jika CW saat ini dalam kondisi tertekan, tidak hanya akibat perlakukan bullying yang dia terima, tapi juga intimidasi dari sekolah.
"Iya tertekan, trauma. Dia sudah dalam pendampingan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Surabaya," jelasnya.
"Kasusnya juga sudah dalam penanganan pihak kepolisian," tandasnya. (rur)
Saat Siswa Mengadu Jadi Korban Bullying, Ini yang Harus Dilakukan Sekolah
Siswa SMP di Surabaya, CW (14), menjadi korban bullying dari teman-temannya di sekolah. Tak hanya verbal, bullying fisik juga diterima CW. Saat melaporkan kasus bullying tersebut ke sekolah, CW harus menelan kekecewaan. Pasalnya, pihak sekolah tak merespons dengan baik.
ADVERTISEMENT
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kota Surabaya Syaiful Bachri mengaku prihatin atas apa yang menimpa CW. Syaiful juga menyayangkan sikap dari pihak sekolah saat CW mengadu perlakuan bullying yang diterimanya.
"Sangat disayangkan, pihak sekolah tidak merespons dengan baik. Seharusnya kan tidak boleh begitu," tutur Syaiful, saat dihubungi Basra, Jumat (13/12) malam.
Syaiful mengingatkan, saat siswa melaporkan kasus bullying ke sekolah, pihak sekolah harus merespons laporan tersebut dengan baik, terlepas apakah nantinya laporan itu benar atau tidak.
"Terlepas laporan itu benar atau tidak, direspons dulu saja dengan baik, kemudian ditelurusi kejadiannya. Ini penting dilakukan sekolah demi psikis siswa," tegasnya.
Syaiful mengatakan, sekolah harus bisa menjadi tempat yang ramah bagi anak. Tidak hanya sekadar tagline tapi juga dalam penerapan kesehariannya.
ADVERTISEMENT
"Sekolah ramah anak tidak hanya berupa slogan kata, tapi penerapannya harus benar-benar aman dan nyaman bagi anak," tukasnya.
Selain itu, Syaiful juga meminta kepada siswa agar berani bersuara ketika menerima perlakuan bullying di sekolah.
"Harus berani speak up (kalau dibully) agar bisa segera ditangani dan tidak berkelanjutan," pungkasnya.