Sosok Mendiang Valent di Mata Ibu dan Tetangga, Anak yang Ringan Tangan

Valentino Tandjung semasa hidupnya. Foto: Istimewa

Kepergian Valentino Tandjung (16), siswa berkebutuhan khusus di SMPN 23 Surabaya, untuk selama-lamanya, cukup membuat sang ibunda, Yuliana Tini Subekti, dan para tetangga kehilangan.

Meski tergolong anak berkebutuhan khusus, namun di mata sang ibunda dan tetangga, Valent merupakan anak yang ceria sekaligus ringan tangan.

"Dia anaknya ceria dan ringan tangan. Pas saya ngeluh sakit kepala, dia langsung berinisiatif memijat kepala saya tanpa disuruh," kenang Yulian, kepada Basra, Senin (25/4).

Diceritakan Yulian, tak hanya pada keluarga, kepada para tetangga kosnya, Valent juga tak segan turun tangan membantu. Yulian mencontohkan kebiasaan Yulian yang selalu mengisi bak tempat penampungan air tetangga kosnya.

"Mbak-mbak tetangga kos disini kan kerjanya kebanyakan di pabrik, nah Valent itu kalau sore selalu ngisi bak air, jadi kalau mbak-mbak kos disini pulang kerja bisa langsung mandi, nggak perlu harus capek-capek ngisi bak dulu," jelas Yulian mengenang kebaikan putra sewayangnya.

Meski anak berkebutuhan khusus, kata Yulian, namun Valent tergolong mandiri. Untuk berangkat sekolah misalnya, Valent tak pernah minta diantar sang ibunda. Valent lebih memilih naik sepeda atau jalan kaki ke sekolahnya.

"Kadang naik ojek online, tapi lebih sering naik sepeda onthelnya atau jalan kaki. Kalau jalan kaki dan ketemu temannya di tengah jalan, dia selalu dibonceng temannya sampai sekolah," papar Yulian.

Meski tergolong anak ceria, namun Yulian tak memungkiri jika Valent cukup pendiam dan lebih senang berkutat dengan gawainya.

Saat pertama kali diketahui Valent hilang, para tetangga kosnya turut pula mencari keberadaan Valent.

"Tetangga disini pada bantu nyari Valent pas tahu Valent hilang. Sampai ada kabar Valent ketemu di belakang Transmart itu," tukasnya.

Valent memang berhasil ditemukan pasca hilang sejak 4 Maret. Namun Valent ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa dengan kondisi yang mengenaskan, hampir jadi tukang belulang.