Staf Kelurahan di Surabaya Bakal Jadi Petugas Tracing COVID-19

Konten Media Partner
8 Februari 2021 6:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemkot Surabaya terus berupaya menekan penyebaran COVID-19. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan tracing yang telah dimiliki Satgas COVID-19. Meski tracing ini sudah dilakukan sejak awal pandemi, namun akan terus diperdalam dan ditingkatkan dengan tujuan menekan laju penyebaran dan memutus rantai COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Kita harapkan dengan (memperdalam tracing) ini akan semakin menurunkan angka penyebaran kasus COVID-19,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, dalam keterangan tertulis yang diterima Basra, (7/2).
Ia menjelaskan, rencananya pelatihan tersebut akan mulai berlangsung hari ini Senin (8/2) bersama dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas dan jajaran tingkat kelurahan. Meski saat ini kondisi pasien COVID-19 di Kota Pahlawan mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Namun pelatihan tersebut tetap penting untuk dilaksanakan.
“Jika sebelumnya Bed Occupancy Ratio (BOR) untuk ruang ICU mencapai 100 persen kini turun menjadi 80 persen. Sementara untuk yang non ICU tinggal 60 persen,” jelasnya.
Untuk lebih memasifkan tracing, dia memastikan seluruh jajaran di tingkat kelurahan juga akan dilibatkan dalam pelatihan tersebut. Ada ribuan satgas yang akan menerima pelatihan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. Di antaranya yakni dari 154 kelurahan se-Surabaya.
ADVERTISEMENT
“Termasuk kepala seksi (kasi) kelurahan kita terjunkan juga,” imbuhnya.
Untuk mekanisme, lanjut dia, akan digelar di masing-masing kecamatan atau kelurahan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dalam setiap pertemuan mengundang satgas berjumlah 23 orang. Hal itu menjadi penting dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan (prokes) yang mana wajib menjaga jarak dan membatasi peserta.
Nantinya dalam kegiatan ini peserta akan mendapat pelatihan dengan metode Focus Group Discussion (FGD) oleh Dinkes. Setelah peserta mengikuti pelatihan, peserta akan menerima sertifikat dan dinyatakan telah mengikuti pelatihan.
“Sertifikatnya dari Dinkes. Tentunya setelah mereka mengikuti pelatihan di FGD itu mereka dapat melakukan tracing dengan kualitas yang lebih baik,” tukasnya.
Pria yang kerap disapa WS inipun menambahkan, setelah peserta atau para satgas ini mengikuti pelatihan, diharapkan mereka dapat melacak kontak erat dengan perbandingan satu pasien positif 20 hingga 30 kontak erat.
ADVERTISEMENT
“Dan terakhir peserta dapat membuat klaster penularan dan bisa melakukan pemetaan pasien-pasien yang terkonfirmasi di wilayahnya,” simpulnya.