Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Stunting Bisa Dicegah dari Masa Prakonsepsi, Ini Caranya
26 Desember 2021 13:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Masalah stunting di Indonesia masih menjadi permasalahan serius dan perlu penanganan yang tepat. Di Surabaya sendiri, tercatat masih ada sekitar 5 ribu anak yang mengalami stunting.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana cara mencegah masalah stunting?
Dr. Agus Cahyono SpA, mengatakan stunting ini masalah serius bagi bangsa kita, karena akan membuat kualitas generasi penerus menjadi tidak bagus.
Meski demikian, ia menyebut, jika stunting bisa dicegah mulai dari masa prakonsepsi atau sebelum terjadi pembuahan.
"Inilah pentingnya edukasi pada ibu, jadi perempuan harus diperdayakan dengan betul. Sepasang suami istri harus mempersiapkan dirinya sebelum memutuskan mempunyai keturunan," kata Dr. Agus, Minggu (26/12).
Selanjutnya, pasangan suami istri harus matang baik secara usia, ekonomi, sehat dalam jasmani maupun rohani.
"Khusus untuk para istri, perlu mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang untuk mempersiapkan kehamilan. Jadi semua harus disiapkan, inilah pentingnya edukasi. Gimana sih nutrisi yang seimbang itu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, jika asupan nutrisi pada ibu kurang, akan berdampak bagi janin yang bisa menjadi salah satu penyebab stunting pada anak.
"Selain itu, persiapan psikis juga penting bagi para ibu. Karena sedikit banyak keadaan psikis ibu selama kehamilan akan berpengaruh terhadap janin," tuturnya.
Menurutnya, pencegahan stunting tidak hanya dari segi kesehatan saja. Namun, juga perlu peran multisektoral dan pembuat kebijakan.
"Stunting adalah ujung dari masalah yang kompleks, sehingga tidak bisa diatasi oleh tenaga medis saja. Peran multisektoral juga perlu dilibatkan," ungkapnya.
Dosen dari FK Ubaya ini mengungkapkan, jika kita bisa belajar dari negara lain seperti Vietnam, Nepal, Peru hungga Bangladesh dalam mengatasi masalah stunting.
Salah satu caranya yakni memberikan edukasi dan konseling nutrisi, promosi dan monitoring pertumbuhan anak.
ADVERTISEMENT
"Inikan hal praktis yang bisa dikerjakan, ujung tombaknya yakni kader-kader di puskesmas. Lalu pemberian vitamin A, suplementasi besi, dan asam folat juga perlu," ungkapnya.
Selanjutnya yakni pemberian imunisasi, mempermudah akses fasilitas kesehatab lokal, sanitasi, pemberdayaan wanita, pengurangan kemiskinan, dan pengamanan ketersedian makanan.
"Lalu jaring pengaman sosial, bubuk mikronutrien multipel, suplementasi makanan, dan pemberian obat cacing, stimulasi psikososial pada anak ini juga efektif dalam menurunkan angka stunting di negara tadi," ungkap Dr. Agus.
Terkahir, Dr. Agus menyebut hal praktis yang dapat dilakukan untuk pencegahan stunting seperti pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, inisiasi menyusui dini (IMD), peningkatan pendidikan orang tua, pemberian makanan tambahan pada anak, dan lainnya.
"Kita harus menapis stunting pada anak, karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati," pungkasnya.
ADVERTISEMENT