Konten Media Partner

Tak Ada Peminat, Profesi Dalang Wayang Potehi di Surabaya Terancam Punah

24 Januari 2025 6:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertunjukan wayang potehi di klenteng tertua di Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Pertunjukan wayang potehi di klenteng tertua di Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Derasnya arus perkembangan teknologi turut berimbas pada perilaku anak-anak zaman sekarang. Malas gerak atau mager sambil berselancar di internet menjadi hal rutin yang dilakukan anak zaman now. Maka tak mengherankan jika mereka tak begitu tertarik jika harus menyaksikan sebuah pertunjukan kolosal budaya, seperti wayang potehi misalnya.
ADVERTISEMENT
Berlangsung hampir 2 jam, pertunjukan wayang potehi mungkin akan menjadi hal membosankan bagi anak zaman sekarang yang lebih tertarik bermain gawai.
"Anak-anak saat ini lebih suka bermain gawai daripada nonton wayang potehi," ungkap Eddy Sutrisno, dalang wayang potehi di Surabaya, kepada Basra, (23/1).
Sepinya peminat wayang potehi pun turut berimbas pada pembibitan dalang wayang khas Tiongkok itu.
"Jangan kan belajar wayang potehi, nonton saja sudah nggak mau anak-anak sekarang ini," tukas Eddy.
Diakui Eddy jika pembibitan dalang wayang potehi di Surabaya sulit dilakukan mengingat tak ada peminatnya. Hal ini berbanding terbalik dengan yang saat ini berlangsung di Jombang.
"Kalau di Jombang (klenteng Grudo) itu masih ada pembibitan dalang wayang potehi, tapi kalau di Surabaya tidak ada," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tak adanya pembibitan untuk dalang wayang potehi menjadikan profesi ini terancam punah di Surabaya. Bahkan Eddy sendiri mengaku tak tahu bagaimana nantinya kelangsungan nasib wayang potehi di Surabaya.
"Bagaimana kami mau melakukan pembibitan kalau peminatnya saja tidak ada. Saya sendiri tidak tahu bagaimana nanti nasibnya wayang potehi di Surabaya sepeninggal saya dan teman-teman. Lha wong sekarang dalang di Surabaya rata-rata usianya sudah di atas 50 tahun," keluhnya.
Meski demikian, Eddy bersama rekannya tak patah arang. Berbagai upaya tetap dilakukan untuk mengenalkan wayang potehi, terutama kepada anak-anak.
Misalnya, dengan menggelar pertunjukan di sejumlah pusat perbelanjaan. Bahkan, pihaknya juga beberapa kali berkolaborasi dengan kesenian lainnya.
"Misalnya dengan teman-teman Ludruk. Sehingga, anak-anak muda kami harapkan bisa tahu dan mengenal wayang potehi dan harapannya tentu bisa tertarik dan ikut belajar," pungkasnya.
ADVERTISEMENT