Konten Media Partner

Tak Harus Menghafal, Nilai Pancasila Bisa Ditanamkan pada Anak Lewat Animasi

30 Mei 2023 17:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yudi Latif, Ph. D., seorang tokoh intelektual Pancasila. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Yudi Latif, Ph. D., seorang tokoh intelektual Pancasila. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Pancasila jika dilihat dari prinsipnya terus relevan sepanjang masa, termasuk di tengah gempuran perkembangan teknologi seperti sekarang.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan oleh Pertama Yudi Latif, Ph. D., seorang tokoh intelektual Pancasila saat menjadi narasumber dalam Pekan Aplikasi Kreatif Pancasila Petranesian 2023 dengan topik Pendidikan Pancasila bagi Gen Z di Era Digital.
Menurut Yudi, Pancasila memiliki tiga aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Aspek pertama yaitu nilai moralitas dan etika. Kedua Pancasila sebagai sistem tata kelola.
Ketiga, Pancasila mengandung tata sejahtera terkait bagaimana masyarakat makmur dan sejahtera.
"Dari ketiga itu memerlukan gotong royong. Dari tata nilai aspek yang penting adalah keluarga sekolah dan komunitas. Komunitas agama, budayawan, minat bakat," tutur Yudi pada Basra, Selasa (30/5).
Yudi mengungkapkan, seiring perkembangan teknologi nilai Pancasila dari prinsipnya tidak berubah. Namun, cara bagaimana kita membudayakan, mengajarkan, dan mensosialisasikan Pancasila pendekatannya harus disesuaikan.
ADVERTISEMENT
"Sekarang sudah digital, maka gunakan teknologi baru ini untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila kita. Karena teknologi ini kan bisa bernilai positif dan negatif. Tergantung bagaimana cara kita menyikapinya," ungkapnya.
Ia mencontohkan, dalam hal pembelajaran, teknologi seperti metaverse, film, hingga animasi dapat dilakukan untuk memberikan contoh terkait nilai-nilai Pancasila.
"Yang penting bagaimana nilai Pancasila itu bisa diartikulasikan, dan dikomunikasikan jauh lebih efektif, menyentuh dan atraktif. Jangan berhenti dihafalan. Anak-anak sekarang kekuatannya di audio visual. Nah dengan memanfaatkan teknologi, Pancasila bisa lebih ditangkap diimajinasi anak-anak," tukasnya.