Konten Media Partner

Tak Lagi 5W 1H, Kini Media Siber Perlu Pakai Rumus 5K 1T untuk Bisa Bersaing

21 November 2024 7:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Pusat. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Pusat. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Selama ini dalam menyusun sebuah berita, rumus 5W+1H menjadi pedoman media. 5W 1H adalah What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (di mana), Why (mengapa), dan How (bagaimana). Namun seiring berkembangnya teknologi, rumus penyusunan sebuah berita terutama untuk media siber (online) turut berkembang.
ADVERTISEMENT
"Sekarang sudah tidak pakai rumus 5W 1H lagi tapi sudah rumus 5K 1T," ungkap Suwarjono, Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Pusat, di sela pelantikan pengurus AMSI Provinsi Jawa Timur, Rabu (20/11) sore.
Suwarjono melanjutkan rumus 5K 1T adalah konten, kreativitas, konektivitas, kolaborasi, komunitas, dan teknologi. Rumus ini sebagai panduan untuk membangun media yang relevan di era digital seperti sekarang.
Menurutnya, selain mengutamakan konten berkualitas, sebuah media juga perlu adanya kreativitas dengan menyajikan konsep yang menarik dan unik.
Tidak ketinggalan pula, perlunya konektivitas untuk membangun hubungan erat dengan audiens, kolaborasi dengan berbagai pihak, hingga komunitas yang dapat mengembangkan sejumlah audiens yang loyal.
"Hal ini kemudian diimbangi dengan mengoptimalkan perkembangan teknologi untuk mendukung operasional media, salah satunya harus mulai serius membangun platform digital seperti Facebook, Instagram, dan YouTube untuk menjangkau lebih banyak audiens," terangnya.
ADVERTISEMENT
“Media harus aktif dan adaptif terhadap perubahan teknologi dan preferensi audiens. Kolaborasi dan fokus pada kualitas akan menjadi kunci keberhasilan media di masa depan,” sambungnya.
Suwarjono juga menggarisbawahi beberapa tren media yang akan berkembang ke depan, seperti konten spesifik yang relevan dengan komunitas lokal, produksi video berkualitas untuk menjangkau audiens, dan fokus konten pada segmen khusus dengan ekosistem pembaca berkualitas.