Tak Punya Lahan, Bocah SD di Surabaya Berkebun Bayam hingga Melon di Atap Rumah

Konten Media Partner
24 Oktober 2020 8:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Muhammad Dimas Prasojo bersama sang adik Diajeng Gendhis Atmawati tampak begitu asyik merawat aneka sayur dan buah yang mereka tanam menggunakan hidroponik.
ADVERTISEMENT
Dimas dan Gendhis punya beberapa jenis tanaman, di antaranya kangkung, sawi, bayam, selada, pakcoy, tomat, kencur, hingga melon. Tak lupa beberapa tanaman hias seperti bunga kamboja yang tertata rapi turut menyejukkan mata ketika melihatnya.
Uniknya, tanaman-tanaman tersebut tidak ditempatkan di halaman rumah, melainkan mereka tempatkan di atas atap rumah dengan luas 3 X 6 meter.
Dimas bercerita, jika ide itu muncul dari sang ayah Baskoro Adi yang ingin mempunyai tanaman hidroponik untuk mengisi waktu luangnya selama pandemi COVID-19.
Karena lahan rumah yang tidak terlalu luas, sang ayah bersama sang kakek, Sutowiryo Diman, berinisiatif mengubah atap rumah menjadi lokasi untuk bercocok tanam.
"Jadi sudah sekitar tiga bulan yang lalu. Awalnya ayah buat hidroponik ini karena buat mengisi waktu. Apalagi saya sama adik juga kan nggak pernah main keluar rumah selama pandemi," cerita Dimas kepada Basra, (24/10).
Selain untuk menghemat lahan, di tempatkannya tanaman tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Dimas tanaman juga membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesis.
ADVERTISEMENT
Dimas mengaku, jika awalnya ia dan sang ayah hanya menanam bibit bayam, kangkung, dan pakcoy. Dimana masing sayuran sebanyak 5 tanaman.
"Karena waktu itu kan masih awal, masih coba-coba jadi cuma ada 15 tanaman saja dengan tiga jenis, bayam, kangkung, dan pakcoy. Ternyata kok berhasil bisa tumbuh subur dan dapat dipanen, akhirnya hingga saat ini sudah ada puluhan tanaman yang tumbuh subur dan hal itulah yang membuat saya jadi suka bercocok tanam," jelas bocah yang masih duduk di bangku kelas 5 SDN pakis VIII Surabaya ini.
Bahkan, setiap pagi dan sore hari, bocah 10 tahun ini tak pernah absen untuk naik ke atap rumahnya untuk melihat berbagai tanaman yang ia rawat.
ADVERTISEMENT
"Biasanya sama adik, kalau nggak gitu ya sama ayah, kakek, atau bunda ke atas. Kalau pagi ya sebelum belajar daring, saya ngecek tanaman, terus nyiram, ngasih vitamin tanaman," ungkapnya.
Tak hanya itu, Dimas juga mengaku semenjak keluarganya mulai menanam aneka sayuran, ia menjadi gemar untuk memakan sayur.
"Dulu nggak terlalu suka sayur, waktu panen sayur sendiri terus bunda masak, saya icipin ternyata enak juga. Dari situ saya mulai suka makan sayur," ucapnya.
Sementara itu, Elia Kristiana Wati bunda Dimas mengaku dalam sekali panen ia bisa mendapatkan sekitar 10 kilogram aneka sayur.
Bahkan, ke depan pihaknya berencana menanam timun dan brokoli di lahan atap rumahnya.
"Untuk panennya itu kalau dari pembibitan sayuran butuh waktu sekitar 2 bulan. Tapi kalau sudah dipindah ke hidroponik gitu cepat, sekitar 15 hari sudah dapat dipanen," ucap Elia.
ADVERTISEMENT
Elia pun berharap, apa yang ia lakukan bersama keluarganya ini dapat menginspirasi banyak orang untuk mulai bercocok tanam di rumah.
"Sedikit demi sedikit, kami berharap ada pemasukan meskipun nggak banyak. Terus anak-anak selama pandemi biar nggak main gadget juga. Jadi ada kegiatan seru yang bisa mereka lakukan," pungkasnya.