Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Tak Segempita Yogya, Seperti Ini Dinamika Seni Rupa Kontemporer di Jawa Timur
1 November 2024 8:25 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menyemarakkan gelaran pameran yang kini sedang berlangsung, ARTSUBS akan menyelenggarakn diskusi publik bertajuk “Seni Rupa Kontemporer Jawa Timur sejak tahun 1970-an hingga Sekarang”. Diskusi ini menghadirkan pembicara Ayos Purwoaji dan Wahyudin, serta moderator Nirwan Dewanto. Diskusi akan digelar pada hari ini Jum’at tanggal 1 November, pukul 15:00 di ruang diskusi ARTSUBS, Surabaya Pos Bloc, Jalan Kebon Rojo, Surabaya.
ADVERTISEMENT
Heti Palestina Yunani Media Relations Manager ARTSUBS mengungkapkan, diskusi akan mengupas tentang dinamika seni kontemporer di Jawa Timur.
Heti menuturkan, kehidupan seni rupa kontemporer di satu wilayah senantiasa memiliki dinamikanya sendiri. Meskipun tidak segempita di wilayah lain yang dianggap sebagai sentrum Seni Rupa Indonesia, sebutlah Yogyakarta, kehidupan seni rupa kontemporer di Jawa Timur dalam kurun waktu lima dekade telah menunjukkan dinamika menarik untuk dibincangkan.
"Memulai diskusi dengan perbincangan sejak tahun 1970-an, saat lembaga perintis Akademi Seni Rupa Surabaya (AKSERA) eksis berdiri, meskipun tidak bertahan lama, lembaga ini melahirkan banyak eksponen yang berkontribusi pada kehidupan seni rupa Jawa Timur, bahkan Indonesia di kemudian hari," terangnya.
Dibahas pula upaya-upaya dalam membangun ekosistem yang kuat, di mana para perupa berinisiatif menciptakan pameran reguler, mendirikan lembaga-lembaga kebudayaan bahkan festival.
ADVERTISEMENT
"Di sejumlah kota seperti Surabaya, Batu dan Malang, berdiri sejumlah galeri seni rupa, meskipun diwarnai pasang surut, namun upaya-upaya tersebut signifikan menumbuhkan apresiasi seni rupa di berbagai kalangan," jelas Heti.
Kebutuhan akan lembaga pendidikan formal semakin menguat, demikian terjadi khususnya di kota Malang dan Surabaya. Lembaga-lembaga pendidikan formal yang berdiri sejak tahun 1980-an hingga tahun 2000-an menjadi basis bagi munculnya sejumlah perupa kontemporer Jawa Timur.
"Tidak semata berpusat di ibukota provinsi, Surabaya, para perupa kontemporer menyebar di kota-kota lain Banyuwangi, Gresik, Pasuruan, Bangkalan dan kota-kota lain. Sebagian dari mereka memilih bermigrasi ke kota-kota lain di Indonesia, bahkan mancanegara," imbuhnya.
Kecenderungan tumbuh dan menguatnya gerakan kolektif di berbagai kota di Indonesia, juga terjadi di Jawa Timur. Kolektif tidak semata berorientasi pada aspek instristik seni rupa semata, melainkan secara plastis melibatkan diri pada praksis publik.
ADVERTISEMENT
"Demikian sejumlah gejala yang mewarnai kehidupan seni rupa kontemporer di Jawa Timur. Percakapan mengenainya perlu diurai secara mendalam, sebagai satu diskursus yang produktif demi mewujudkan ekosistem seni rupa kontemporer Jawa Timur yang lebih baik di masa depan," tandasnya.