Tak Suka Makan Sayur Bisa Picu Kanker Kolorektal

Konten Media Partner
30 Maret 2022 6:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter spesialis onkologi radiasi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya, dr Lulus Handayani SpRad.SpOnkRad (K). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Dokter spesialis onkologi radiasi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya, dr Lulus Handayani SpRad.SpOnkRad (K). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Kanker kolorektal merupakan salah satu penyakit kronis yang perlu diwaspadai. Kanker kolorektal adalah kanker ganas yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan/atau rektum (bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum anus).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Globocan tahun 2020, di dunia diperkirakan kanker kolorektal merupakan jenis kanker ketiga terbanyak. Sedangkan di Indonesia, kanker kolorektal menjadi yang terbanyak keempat dengan jumlah kasus baru kanker kolorektal mencapai 34.189 (8,6%).
Diungkapkan dokter spesialis onkologi radiasi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya, dr Lulus Handayani SpRad.SpOnkRad (K), penyebab kanker kolorektal belum diketahui secara pasti.
"Penyebabnya multifaktor ya, di antaranya mempunyai riwayat kanker atau kolorektal, memiliki keluarga dengan riwayat kanker kolorektal. Hingga menjalani pola hidup tidak sehat seperti kurang makan serat buah-buahan dan sayuran, kurang olahraga, merokok dan minum alkohol, atau mengkonsumsi makanan lemak," jelasnya kepada Basra, saat ditemui disela acara 'Sehat & Nikmat Saat Puasa' yang digelar AHCC, Selasa (29/3).
ADVERTISEMENT
Adapun ciri umum kanker kolorektal, lanjut dr Lulus, adalah terjadi perubahan kebiasaan BAB misalnya sering diare dan sembelit. Kemudian BAB tidak tuntas, berat badan turun tanpa sebab yang jelas, pendarahan rectum dengan warna merah segar, perut terasa nyeri kram ataupun kembung.
"Jika sudah demikian maka dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Semakin awal terdeteksi, kemungkinan kanker usus besar (kolorektal) untuk sembuh juga akan semakin besar," tandasnya.
dr Lulus menegaskan kesembuhan kanker kolorektal tergantung stadiumnya. Jika stadium 1,2,3 yang belum parah bisa disembuhkan dengan pengobatan. Namun dr Lulus mengungkapkan jika pasien sebagian besar pasien datang dalam stadium yang sudah lanjut sehingga sulit disembuhkan.
"Jika datang dalam stadium awal, kemungkinan penyembuhan bisa sampai 95 persen," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
dr Lulus lantas menuturkan jika tren penderita kanker kolorektal di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Menurut data Globocan 2020, jumlah kasus baru kanker kolorektal di dunia mencapai 1.931.500 (10 persen dari total kasus kanker) dari semua umur. Sedangkan di Indonesia, jumlah kasus mencapai 34.189 (8,6 persen dari total kasus kanker).
"Pasien kanker kolorektal di Indonesia kebanyakan berada di kisaran umur lebih dari 50 tahun ya," tukasnya.
dr. Lulus pun memberikan sejumlah tips untuk dapat mengurangi resiko terkena kanker kolorektal. Di antaranya, mengkonsumsi biji-bijian, buah-buahan dan sayuran. Rajin berolahraga, mengurangi asupan makanan berlemak, menghentikan kebiasaan merokok maupun minum minuman beralkohol. Hingga menjaga berat badan ideal.