Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Targetkan Surabaya Zero Stunting, 1.500 Perawat Kawal Gizi Para Balita
23 Maret 2023 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Surabaya menerjunkan sekitar 1.500 perawat untuk menangani dan mencegah indikasi gejala balita stunting di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Ketua DPD PPNI Kota Surabaya, Nuh Huda Skep Ns, mengatakan, kegiatan yang bertepatan dalam rangka HUT ke-49 PPNI ini bertujuan untuk mengatasi stunting di kota Pahlawan.
Dalam kegiatan ini, para perawat melakukan pemeriksaan dini dengan cara jemput bola di 4 kecamatan di wilayah Kota Surabaya.
Targetnya, lebih dari 200 balita didata dan diperiksa, serta menggencarkan konsumsi protein pada ibu hamil dan anak-anak balita.
"Ribuan perawat ini fokus memprioritaskan upaya penanganan dan pencegahan indikasi gejala balita stunting di 4 Kecamatan di Surabaya. Yakni, Kecamatan Bulak, Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Mulyorejo," tutur Nuh, Kamis (23/3).
Selain balita, dalam pengendalian angka stunting di Surabaya ini juga dilakukan pada remaja putri. Salah satunya dengan memberikan tablet tambah darah (TTD). Bahkan, untuk calon pengantin (catin) dan ibu hamil juga mendapatkan micronutrients (zat gizi mikro).
ADVERTISEMENT
“Para perawat juga menggencarkan konsumsi protein pada ibu hamil dan anak-anak balita, seperti mengkonsumsi telur, ikan maupun daging," ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat menurunkan prevalensi kasus bayi stunting, sesuai dengan target Pemkot Surabaya. Di mana pada 2023 ini, Surabaya ditargetkan masuk pada zero stunting dan zero new stunting.
Dalam kesempatan yang sama, Andini Prasita, salah satu orang tua balita mengaku senang, karena pemeriksaan dilakukan dengan cara jemput bola.
Menurutnya, selain lebih dekat dengan tempat tinggal, mereka juga tidak perlu antre untuk melakukan pemeriksaan balita di puskesmas maupun pelayanan kesehatan lainnya.
“Ya senang pemeriksaan balita bisa dilakukan di sini, karena dekat dengan rumah. Anak saya kan periksa untuk penimbangan, segala macam, lebih mudah. Tadi anak saya diperiksa berat badan, tinggi badan, dan pendataan untuk anak-anak. Termasuk diberi makanan seimbang dan informasi seputar masalah gejala stunting pada anak balita," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Surabaya, selama tiga tahun terakhir, prevalensi stunting di Surabaya terus mengalami penurunan signifikan.
Dari tahun 2020 terdapat 12.788 kasus stunting turun menjadi 6.722 pada tahun 2021. Selanjutnya, hingga akhir Desember 2022 kembali turun menjadi 923 kasus. Dan, pada Februari 2023, jumlah kasus stunting di Surabaya turun menjadi 872 kasus.