Konten Media Partner

Terlalu Banyak Makan-makanan Berminyak Ini Ancaman Kesehatan Nyata

26 Januari 2023 12:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi makanan mengandung lemak. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan mengandung lemak. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Bebek goreng merupakan salah satu kuliner favorit sebagian besar masyarakat. Daging bebek yang empuk, lengkap dengan nasi hangat, bumbu kuning, sambal, dan aneka lalapan terkadang membuat kita kalap.
ADVERTISEMENT
Bahkan baru-baru ini, di Surabaya viral sebuah warung sambelan yang menjual nasi minyak. Lantas bagaimana dampaknya bagi kesehatan jika tubuh banyak mengkonsumsi minyak/lemak?
Menjawab hal itu, dr. Heru Wijono SpPD FINASIM, menuturkan, dalam satu porsi makanan harus mengandung komponen karbohidrat, protein dan juga lemak.
Dalam hal ini, lemak diperlukan untuk membangun sel dalam tubuh. Lemak yang bergabung dengan protein membentuk membran lapisan sel yang bisa melindungi sel-sel penyusun jaringan dan organ-organ kita.
"Tetapi bila terlalu banyak apakah yang bisa terjadi? Kalau terjadi kelebihan lemak maka terjadi penimbunan pada organ-organ kita, termasuk dari liver menjadi fatty liver, penimbunan lemak pada liver akan mengganggu fungsi organ liver dan dalam beberapa dekade akan menjadi sirosis (penggantian sel liver normal dengan sel jaringan ikat)," ucap dr. Heru pada Basra, Kamis (26/1).
Nasi minyak viral di Surabaya. Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Selain itu, penyulit lain yang bisa timbul dan sering terjadi adalah penimbunan pada dinding pembuluh darah, sehingga terjadi penyempitan, dan akibatnya aliran darah yang berfungsi sebagai pembawa nutrisi dan oksigen berkurang sehingga fungsi organ tersebut terganggu.
ADVERTISEMENT
"Di jantung menjadi jantung koroner, di otak menjadi stroke, di ginjal menjadi gagal ginjal pada akhirnya. Jadi tetap harus dikontrol," tambahnya.
Terkait batasan kadar lemak sendiri sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 Tahun 2013 yang diperbarui dengan Permenkes Nomor 63 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan Pangan Siap Saji.
Dalam aturan tersebut, asupan lemak dibatasi maksimum sebanyak 67 gram atau lima sendok makan per hari.
dr. Heru menganalogikan, tubuh yang kelebihan lemak seperti lemari penyimpanan. Jika jumlah lemak yang masuk lebih banyak daripada yang dikeluarkan (dengan olah raga misalnya), maka terjadi penumpukan di dalam lemari penyimpanan yaitu tubuh kita.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau mau makan berlemak boleh nggak? boleh, tapi harus diimbangi dengan pengeluarannya. Misalnya dengan olah raga rutin. Selain itu imbangi juga dengan makanan yang banyak mengandung serat, karena serat itu akan mengikat lemak sehingga tidak mudah diserap oleh dinding saluran cerna," jelasnya.
Untuk itu, dosen fakultas kedokteran dari Universitas Surabaya (Ubaya) ini berpesan agar masyarakat tetap melakukan pola hidup sehat dan seimbang.
"Semua itu harus seimbang, makan berlemak boleh, nambah lagi makanan yang berlemak tambah lagi minuman kadar lemak tinggi? Boleh, tapi semua itu harus diimbangi, jadi harus diimbangi, makan banyak lemak, olah raga juga ditambah, sehingga hasil akhirnya, kadar lemak tetap terjaga," tukasnya.