Konten Media Partner

Tertarik dengan Mutiara, Rinda Puspasari Tulis Buku Bertemu Mutiara, Indonesia

24 Februari 2025 15:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rinda Puspasari penulis buku Bertemu Mutiara, Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Rinda Puspasari penulis buku Bertemu Mutiara, Indonesia
ADVERTISEMENT
Di antara banyak jenis perhiasan seperti emas dan berlian, mutiara punya daya tarik tersendiri. Mutiara yang dibudidayakan dari dalam lautan memiliki keunikan karena tiap mutiara tak pernah sama persis warna, corak, dan bentuknya.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari kesenangannya mengoleksi mutiara di tahun 2018, Rinda Puspasari dibuat penasaran dengan mutiara Indonesia yang dikenal mahal hingga berharga ratusan juta rupiah.
Rinda menyadari, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa sebagai penghasil mutiara terbaik. Sayangnya, tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui hal itu.
Happy Salma dan Rinda Puspasari
“Saya ingin orang Indonesia tahu bahwa kita punya potensi laut. Saya tidak mau hanya orang akademis yang tahu. Saya ingin buku ini dibaca oleh anak-anak juga,” ujar Rinda saat ditemui usai peluncuran buku Bertemu Mutiara, Indonesia di Hotel Tugu, Kota Malang, Sabtu (22/2/2025).
Rinda kemudian menelusuri filosofi, sejarah, budidaya, hingga teknologi yang melahirkan mutiara di Indonesia. Ia kemudian menuang temuannya dalam buku Bertemu Mutiara, Indonesia.
Lulusan Magister Budidaya Perairan Universitas Brawijaya ini menghabiskan waktu tiga tahun untuk melakukan riset dan menulis buku tentang mutiara setebal 401 halaman tersebut. Meski memiliki bekal ilmu tentang perikanan dan kelautan, Rinda tidak pernah fokus mempelajari mutiara. Akhirnya, ia membuat kerangka buku dan melalukan riset mandiri untuk mendalami mutiara yang ada di Indonesia hingga di Jepang.
ADVERTISEMENT
“Saya paham mutiara justru dari menulis karena proses risetnya memberikan saya ilmu,” kata Rinda.
Tak puas hanya dengan menuliskan buku dalam bahasa Indonesia, Rinda juga akan menulis buku ini dalam bahasa Inggris dan Jepang. Saat ini ia sedang dalam proses menulis buku yang berbahasa Jepang.
“Sekarang saya sedang menulis dalam bahasa Jepang. Tidak ada yang menceritakan mutiara Indonesia dalam bahasa Jepang,” ujarnya.
Menurutnya, hubungan antara Indonesia dan Jepang bukan hanya sekedar tentang tenaga kerja dan studi. Sejak seratus tahun yang lalu, Indonesia dan Jepang sudah memilik ikatan melalui mutiara.
Teknologi untuk budidaya mutiara di Indonesia pertama kali dipasok oleh perusahaan Jepang, Mikimoto di tahun 1920an. Teknologi tersebut masuk dengan dibantu perusahaan Mitsubishi.
ADVERTISEMENT
“Jadi Mitsubishi yang pertama kali mendanai budidaya mutiara Indonesia di Baubau. Dari situlah kita mengenal mutiara dan budidaya mutiara,” jelas Rinda.
Peluncuran buku pertama karya Rinda ini disertai dengan diskusi yang dipandu oleh dosen Universitas Ma Chung, Wawan Eko Yulianto. Selain Rinda, diskusi ini juga diisi oleh ahli oseanografi perikanan dan dinamika ekosistem laut Universitas Brawijaya, Prof Aida Sartimbul dan aktris sekaligus pegiat usaha perhiasan, Happy Salma.
Sementara itu, sebagai seorang pegiat perhiasan, Happy Salma memberikan perspektif bisnis dalam mutiara. Menurutnya, mutiara tidak hanya soal keindahan, tetapu juga memiliki makna mendalam dalam kehidupan dan etos kerja.
"Mutiara yang buruk akan dibuang, ini seperti kehidupan, di mana integritas sangat penting. Buku ini juga mengajarkan bagaimana kita bisa lebih menghargai proses panjang di balik sebutir mutiara," tutur Happy.
ADVERTISEMENT
Ia juga menekankan pentingnya apresiasi terhadap karya yang telah melalui proses panjang, seperti buku Bertemu Mutiara, Indonesia, yang memakan waktu tiga tahun untuk diselesaikan.
Dalam diskusi ini juga terungkap bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam budidaya mutiara, terutama di perairan Lombok. Namun, persaingan dengan negara lain seperti Tiongkok menjadi tantangan tersendiri. Kualitas mutiara air laut masih menjadi standar terbaik di dunia, tetapi perubahan iklim dan faktor lingkungan turut mempengaruhi produksi dan kualitasnya.