'The Croc', Kapal Perang yang Bisa Jadi Kapal Selam Karya Dosen ITS

Konten Media Partner
20 Februari 2020 12:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ir Wisnu Wardhana MSc PhD menunjukkan rancangan kapal The Croc buatannya. Foto: Dok.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ir Wisnu Wardhana MSc PhD menunjukkan rancangan kapal The Croc buatannya. Foto: Dok.pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Baru-baru ini dosen Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya memamerkan rancangan kapal perang canggih bernama "The Croc".
ADVERTISEMENT
Sejak 2011, Wisnu Wardhana, dosen Teknik Kelautan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merealisasikan kapal perang yang dapat berubah menjadi kapal selam, kapal hidrofoil, dan kapal biasa pada umumnya.
“Tentu hal tersebut sukses menjadi temuan baru pada dunia perkapalan internasional,” ucap Wisnu, Kamis (20/2).
Wisnu menjelaskan, kapal hidrofil merupakan kapal yang memiliki bagian seperti sayap yang dipasangkan pada penyangga di bawah lambung kapal.
Di mana ketika kapal meningkatkan kecepatannya, kapal hidrofoil dapat menimbulkan gaya angkat yang menjadikan lambungnya terangkat dan keluar dari air.
"Karena kapal tersebut telah dirancang memiliki bobot yang cukup ringan supaya bisa melayang. Nah untuk sayapnya sendiri terbuat dari baja karbon," jelas Wisnu.
Saat kapal digunakan sebagai kapal selam, air dimasukkan ke dalam kapal untuk menurunkan posisi kapal tersebut. “Untuk ke dalamannya, bisa mencapai sepuluh meter,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ketika kapal dalam mode selam, kecepatannya bisa mencapai 15 knot. Sedangkan dalam mode hidrofoil, kecepatan kapal bisa mencapai 35 sampai 45 knot.
Sehingga kapal tersebut cocok digunakan sebagai kapal pengintai yang bisa digunakan untuk menangkap para pencuri ikan di perairan Indonesia.
"Alasannya, karena kapal pencuri ikan tidak akan mengetahui kedatangan dari kapal perang ini ketika dalam mode selam, sehingga pencuri ikat tersebut tidak akan kabur ketika The Croc ini datang," ungkapnya.
Dalam proses pembuatannya, Wisnu bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), dan beberapa pihak lainnya.
Dengan adanya The Croc diharapkan dapat membantu menjaga pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau ada penyeludupan atau pencurian yang kerap terjadi di perairan Indonesia bisa segera diatasi," pungkasnya.
Proses pembuatan kapal The Croc saat ini sudah mencapai 90 persen. Kapal ini dilengkapi dengan dua mesin berkekuatan 350 tenaga kuda. Selain itu, kapal ini berukuran ramping dengan panjang 12 meter dan lebar hanya 3 meter.