Konten Media Partner

Tiba di Tanah Air, Seperti Ini Kondisi Jemaah Haji Tertua di Indonesia

28 Juni 2024 8:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mbah Hardjo saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Foto: Humas Kemenang Jatim
zoom-in-whitePerbesar
Mbah Hardjo saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Foto: Humas Kemenang Jatim
ADVERTISEMENT
Jemaah haji tertua di Indonesia, Hardjo Mislan Alias Miskan (109 tahun) telah tiba di tanah air pada Kamis (27/6) kemarin. Saat tiba di asrama haji, Mbah Hardjo yang tergabung dengan kloter 19 asal Ponorogo tampak sumringah meski duduk di kursi roda.
ADVERTISEMENT
Dengan gaya khasnya, jempol diacungkan, Mbah Hardjo tiba dalam kondisi sehat walafiat bersama putranya, Sirmad, yang setia mendampingi Mbah Hardjo selama menunaikan ibadah haji tahun 2024.
Menurut Sirmad, selama di tanah suci Mbah Hardjo dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji sendiri baik sunah maupun wajib.
"Untuk melontar jumrah, saya yang membadalkan, lainnya Mbah Hardjo melakukan sendiri," tutur Sirmad, saat ditemui di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, (27/6).
Sedangkan untuk pergerakan dari Arafah menuju Muzdalifah dan Mina, Mbah Hardjo didampingi Sirmad juga mengikuti skema murur. Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah haji Indonesia saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
Meski membawa kursi roda sendiri, selama di tanah suci, Mbah Hardjo tidak selalu memakai kursi roda.
ADVERTISEMENT
"Waktu di Madinah, kebetulan kami memperoleh hotel yang dekat dengan Masjid Nabawi. Mbah Hardjo tiap berangkat salat seringkali berjalan kaki menuju masjid," terang Sirmad.
Sirmad tampak begitu terharu dengan kepulangan Mbah Hardjo, mertua, dan juga istrinya yang berangkat haji bersama-sama, dalam kondisi sehat walaafiat
"Alhamdulillah semua pulang dalam keadaan sehat tanpa kurang suatu apa pun, mengingat saya harus mendampingi orang tua yang usianya sudah tidak muda lagi," ujarnya sambil terisak tak mampu menyembunyikan keharuan.
Sirmad membagikan pengalamannya ketika di Mina mengalami suhu udara mencapai 50'C.
"Panas sekali waktu itu. Alhamdulillah kondisi kesehatan kami tidak sampai drop. Menurut Mbah Hardjo, kuncinya adalah ikhlas selama menjalani rangkaian ibadah haji. Jalani saja semuanya tanpa ada mengeluh," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sirmad menceritakan selama di tanah suci, Mbah Hardjo tidak rewel dalam hal makan.
"Semua menu (khusus lansia) dimakan. Mbah Hardjo tidak minta aneh-aneh," terangnya.
Selama di tanah suci, Mbah Hardjo rajin dan semangat mengikuti senam lansia sehingga menjadi inspirasi bagi jemaah lansia lainnya.
Pada tanggal 2 Juli besok, Mbah Hardjo akan genap berusia 110 tahun. Keluarga berharap semoga Mbah Hardjo diberikan usia yang berkah dan sehat selalu. Kini Mbah Hardjo sudah kembali ke kampung halamannya di Ponorogo.