Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
TIMANG App, Aplikasi Pengamat Gerak Bayi pada Trimester Ketiga
5 Mei 2021 13:40 WIB

ADVERTISEMENT
Dua dosen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengembangkan aplikasi penghitungan gerak janin bernama Fetal Diary on Movement and Activity Counting (TIMANG App).
ADVERTISEMENT
Keduanya yakni Dr. Taufan Bramantoro, drg., M.Kes., dosen Fakultas Kedokteran Gigi Unair, dan Manggala Pasca Wardhana, dr., Sp.OG(K), dosen Fakultas Kedokteran Unair.
Aplikasi ini ditujukan untuk mengamati aktivitas bayi dalam kandungan pada trisemester ketiga atau 28 minggu. Pengamatan dilakukan dengan menghitung gerakan janin tiap harinya.
Dr. Taufan mengatakan, fakta akan tingginya angka kematian bayi diawali dengan penurunan gerak janin menjadi konsen mereka dalam mengembangkan aplikasi ini.
Menurutnya, dalam Ilmu Obstetri, penghitungan frekuensi gerakan janin bisa dilakukan oleh semua orang dan dapat menjadi metode untuk mengetahui kondisi kesehatan janin.
Sayangnya, ibu hamil ataupun pihak keluarga seringkali tidak tahu atau kebingungan dalam mempraktikkannya.
“Data menunjukkan setiap tahunnya ada 3,2 juta kematian bayi dalam kandungan. Sekitar 55 persen kematian tersebut diawali dengan penurunan frekuensi pergerakan janin yang juga dirasakan oleh ibu. Sayangnya banyak ibu maupun keluarga yang belum memahami deteksi dini tersebut,” ucapnya, Rabu (5/5).
ADVERTISEMENT
Namun di balik itu semua, TIMANG App ternyata juga memiliki arti personal bagi Taufan. “Saya kehilangan anak kedua saya saat kandungan istri berumur 9 bulan. Kejadiannya mendadak dan kami bahkan tidak sempat mendeteksinya,” tuturnya.
Hal tersebut yang kemudian membuat drg. Taufan menggandeng dr. Manggala, dokter obgyn yang dahulu merawat istrinya, untuk mengembangkan TIMANG App.
Keduanya mengembangkan aplikasi ini dengan dana pribadi dan mewakafkannya. Sehingga, pengguna aplikasi ini bebas mengaksesnya di Play Store tanpa ada iklan maupun persyaratan khusus.
Dalam prosesnya, drg. Taufan dan dr. Manggala didukung oleh Kelola.net, Ruang Praktek, dan Indonesian Health Collaboration and Innovation Institute (IHCI).
Meski sempat menghadapi tantangan untuk mangatasi eror dan menjaga kestabilan aplikasi, kedua dosen Unair ini bersama dua developer berhasil merampungkan sistem penghitungan dan rekomendasi dalam TIMANG App.
ADVERTISEMENT
"Penggunaan TIMANG App pun sangat mudah hanya melalui interface sederhana. Tampilan yang memanjakan mata dengan fitur unggulan seperti reminder, grafik data, laporan harian, histori, hingga artikel-artikel terkait kehamilan menjadi nilai plus dari aplikasi ini," jelasnya.
Dalam kurun waktu empat bulan, aplikasi ini telah menarik 100 pengguna dengan feedback yang cukup positif. Kini, keduanya berharap TIMANG App akan semakin dikenal masyarakat dan mewujudkan cita-cita mereka untuk berkontribusi pada penekanan angka kematian bayi dalam kandungan.
“Kematian janin mendadak adalah tragedi bagi ibu, keluarga, maupun tim dokter yang menangani. Melalui TIMANG App, kami harap ibu hamil di luar sana dapat terbantu untuk melakukan penghitungan gerakan janin dan deteksi dini terhadap segala kemungkinan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT