Konten Media Partner

Tinggi Kandungan Selenium, Konsumsi Ikan Nila Bisa Cegah Kanker

1 Februari 2024 7:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan Nila. Foto: Dok. eFishery
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Nila. Foto: Dok. eFishery
ADVERTISEMENT
Sejak dulu, ikan nila telah menjadi makanan yang populer di Indonesia. Ikan nila juga merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang banyak digemari,
ADVERTISEMENT
karena harganya yang cukup terjangkau dan mudah didapat. Selain itu, ikan nila menjadi sumber protein yang dipilih masyarakat karena dagingnya yang lembut dan gurih, serta kandungan gizinya memberikan manfaat yang menguntungkan bagi kesehatan.
Qonita Rachmah S.Gz., M.Sc., seorang ahli gizi, menjelaskan keuntungan mengkonsumsi ikan nila.
"Ikan nila adalah salah satu ikan yang memiliki tekstur sangat lembut dan duri yang minim sehingga cocok diberikan untuk anak kecil, apalagi, kandungan seleniumnya memenuhi 100%," terangnya dalam keterangan tertulis seperti dikutip Basra, Kamis (1/2).
Qonita melanjutkan kebutuhan selenium bagi bayi usia 6-11 bulan. Jika khawatir dengan duri, maka sebelum konsumsi bisa terlebih dahulu dipresto maupun dikukus atau dipepes.
“Kembali membahas tentang selenium, beberapa studi menunjukkan bahwa mikronutrien satu ini ternyata juga dapat membantu mencegah terjadinya berbagai jenis kanker seperti kanker paru, kolorektal, kandung kemih, dan kanker prostat. Selain itu, selenium juga berfungsi mencegah penurunan fungsi kognitif baik diberikan untuk lansia yang mengalami penurunan kognitif akibat proses penuaan (aging)," terangnya.
ADVERTISEMENT
Yang tidak kalah pentingnya, selenium juga merupakan mineral yang penting untuk membunuh radikal-radikal bebas dalam tubuh yang menyebabkan stres oksidatif.
Selain itu, ketika polusi udara meningkat dan menyebabkan kenaikan radikal bebas, mengkonsumsi ikan nila sebanyak dua hingga tiga kali dalam seminggu bisa mencegah dampak negatif dari polusi udara tersebut.
Qonita mengungkapkan ikan nila merupakan sumber protein yang rendah lemak dan lemak jenuh, kandungan protein sedikit lebih tinggi dibandingkan salmon dan kandungan lemaknya lebih rendah dibandingkan salmon.
Secara umum, energinya juga lebih rendah dibandingkan salmon. Jadi, ikan nila bisa menjadi bagian dari diet untuk menurunkan berat badan, karena rendah kalori dan tinggi protein sehingga membuat perut lebih kenyang dan tidak mudah lapar.
ADVERTISEMENT
"Ikan seperti nila direkomendasikan untuk dikonsumsi dalam jumlah lebih besar untuk menggantikan protein hewani tinggi lemak lainnya seperti daging merah atau daging olahan yang berhubungan dengan penambahan berat badan," tuturnya.
Ikan nila juga merupakan bagian penting dari pola makan atau diet Mediterania, salah satu diet tersehat di dunia. Beberapa studi menunjukkan bahwa diet Mediterania ini berkaitan dengan penurunan risiko obesitas dan penurunan lemak perut.
"Kemudian Omega-6 atau asam linoleat adalah salah satu lemak baik yang tinggi kandungannya di ikan nila dibandingkan omega-3," imbuhnya.
Omega-6 ini adalah asam lemak esensial yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, jadi penting untuk mengkonsumsi makanan tinggi omega-6 seperti ikan nila ini. Lemak baik omega-6 ini membantu menjaga level kolesterol tetap terkendali.
ADVERTISEMENT
“Omega-6 juga ternyata berguna untuk membantu sel otot kita merespons insulin, hormon yang sangat penting untuk mencegah diabetes mellitus tipe 2 maupun mencegah kenaikan gula darah pada penderita diabetes atau dengan kata lain dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin," paparnya.
Terakhir, ikan nila ini juga rendah kandungan merkurinya karena ikan ini biasanya dibudidayakan secara massal dan memiliki lebih sedikit kontak dengan polusi dibandingkan ikan jenis lainnya,” tutup Qonita.