Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Merebaknya pandemi COVID-19 yang sedang terjadi, membuat anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah. Bahkan sudah dua bulan lamanya mereka harus belajar di rumah dan tidak bisa bermain atau jalan-jalan.
ADVERTISEMENT
Tentu saja hal ini membuat anak-anak mengeluh bosan, bahkan hingga menyebabkan mereka lupa pelajaran. Selain itu, para orang tua juga dibuat pusing lantaran dituntut untuk mengajari sang anak saat berada di luar rumah.
Untuk mengatasi hal itu, Eli Prasetyo, M.Psi., Ketua Pusat Layanan Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya mengatakan jika para orang tua harus berperan aktif saat proses belajar di rumah.
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menjelaskan kepada anak, jika belajar di rumah bukan berarti mereka harus libur belajar. Oleh sebab itu, orang tua perlu membuatkan jadwal kegiatan harian untuk membantu anak melakukan aktivitasnya.
"Pembuatan jadwal kegiatan ini perlu dibuat rutin. Jangan sampai anak-anak menganggap belajar di rumah itu liburan, jadi mereka (anak-anak) bangun sesuka hatinya. Orang tua harus tertib. Meskipun belajar di rumah anak dibiasakan bangun pagi, biar pas waktu masuk sekolah lagi mereka nggak kaget," jelas Eli ketika dihubungi Basra, Senin (18/5).
ADVERTISEMENT
Dalam pembuatan jadwal kegiatan itu, Eli menuturkan jika orang tua harus membuat jadwal mulai anak bangun tidur hingga kembali istirahat malam.
"Jadi semua harus dijadwal, biar anak-anak ini nggak bingung mau ngapain. Mulai bangun tidur, mandi, makan, belajar, bermain itu harus dijadwal dan dibuat kesepakatan bersama," tuturnya.
Selain belajar, orang tua juga bisa membuat kegiatan bersama sang anak seperti membuat kue bersama, mengenalkan permainan tradisional, hingga membuat kerajinan tangan dari barang bekas yang ada di rumah.
"Kegiatan bersama itulah yang membuat hubungan anak dengan orang tua bisa semakin dekat dan berkualitas. Karena disituasi seperti ini, pasti ada hikmah yang dapat diambil," kata Eli.
Eli juga mengimbau kepada para tua agar tetap memperhatikan gizi dan pola makan anak saat berada di rumah. Menurutnya, asupan gizi yang salah dapat menambah atau mengurangi energi anak-anak.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau anak banyak tingkah kan kadang orang tua juga capek, bahkan bisa emosi. Misal kalau ibu-nya capek bisa bilang ke pasangannya, biar gantian yang jaga. Kuncinya itu komunikasi dengan pasangan, karena kalau emosi berlebih kan juga mempengaruhi psikis anak. Jadi dalam hal ini peran kedua orang tua itu dibutuhkan," pungkasnya.