Tips Memilih Jajanan Cokelat yang Aman untuk Anak

Konten Media Partner
13 April 2022 13:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jajanan cokelat. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jajanan cokelat. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Cokelat merupakan makanan manis yang paling digemari anak-anak. Namun dengan adanya kasus paparan bakteri Salmonella pada produk cokelat telur Kinder Surprise, para orang tua harus lebih berhati-hati memilih jajanan cokelat yang aman untuk anak.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP AsNI (Asosiasi Nutrisionis Indonesia) Andriyanto mengungkapkan, cokelat banyak mengandung antioksidan. Cokelat juga disinyalir bisa menurunkan stres dan membahagiakan seseorang yang mengonsumsinya.
"Rasanya sangat enak. Dan kebanyakan cokelat itu diolah dengan ditambah susu. Sedangkan Salmonella itu banyak berada di susu sapi. Jadi kemungkinan besar cokelatnya tercemar Salmonella cukup besar terutama bila pengolahannya kurang tepat (hiegienis)," jelasnya kepada Basra, Rabu (13/4).
Ditegaskan Andriyanto, tidak ada masalah jika anak-anak mengonsumsi cokelat hanya saja dengan adanya kasus bakteri Salmonella pada cokelat telur Kinder Surprise, membuat orang tua diliputi rasa was-was.
"Tidak ada masalah anak-anak mengonsumsi cokelat, hanya ini kebetulan saja produksi Kinder di Inggris tercemari (Salmonella). Namun BPOM sudah bergerak dengan menghentikan sementara peredaran Kinder Joy," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Andriyanto lantas mengungkapkan ketika memilih jajanan cokelat upayakan untuk memilih yang bermerk.
"Upayakan memilih cokelat yang bermerk daripada yang tidak bermerk. Karena biasanya cokelat yang bermerk itu dari perusahaan besar sehingga tingkat higienitasnya terjamin," tandasnya.
Yang paling penting untuk diketahui, lanjutnya, Salmonella jika sudah masuk ke dalam tubuh akan dimatikan oleh asam lambung.
"Seperti halnya kita kalau makan rujak, petisnya mungkin tidak higienis. Tapi kenapa kita tidak diare? Karena begitu sampai ke lambung, asam lambung langsung mematikan bakteri. Hanya saja Salmonella ini tergolong bakteri yang 'bandel' sehingga terkadang asam lambung tidak bisa mematikannya," jelasnya.
"Atau bisa juga anak-anak yang tubuhnya lemah juga gampang terinfeksi. Itu kenapa ketika anak sedang sakit jangan dikasih cokelat. Jadi mengonsumsi cokelat sebaiknya ketika sedang tidak sakit," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Terkait batasan aman anak mengonsumsi cokelat, Andriyanto menuturkan jika tidak ada batasannya. Menurutnya, cokelat mengandung kalori atau energi yang cukup tinggi, sehingga anak dengan berat badan lebih tidak dianjurkan untuk mengonsumsi cokelat dalam jumlah banyak.
"Seberapa banyak sih anak-anak itu mampu mengonsumsi cokelat, pasti tidak banyak kan. Misalnya untuk susu cokelat, sehari satu gelas saja. Sedangkan cokelat dalam bentuk batangan sekitar 150 kalori per hari. Segala sesuatu yang berlebihan kan juga tidak baik," simpulnya.