Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten Media Partner
Tren Gaya Hidup Vegan Terus Meningkat di Indonesia, Ini Sebabnya
21 Februari 2025 8:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Tren pola makan vegan terus berkembang secara global, termasuk di Indonesia. Banyak konsumen yang kini memilih pola makan berbasis nabati untuk alasan kesehatan, etika, dan lingkungan. Menurut Dr. Susianto President World Vegan Organization (WVO) sekaligus Vegan Society of Indonesia (VSI), dari tiga juta orang vegan di Indonesia, Jakarta berkontribusi 10 persen, sedangkan Jawa Timur (Jatim) lima persen.
ADVERTISEMENT
"Jatim jadi provinsi kedua setelah DKI Jakarta yang masyarakatnya mulai menjalankan tren hidup sehat berbasis nabati," ujar Susianto saat ditemui Basra, disela pembukaan Vegan Festival 2025 di Grand City Surabaya, Kamis (20/2) malam.
Susianto melanjutkan, usia paling banyak yang mengkonsumsi vegan sejauh ini paruh baya, karena alasan kesehatan.
“Masih usia paruh baya yang paling banyak (jadi vegan). Kalau anak muda (jadi vegan) karena aspek lingkungan, seperti sekarang yang sedang tren istilah eat clean dan eat green,” terangnya.
Susianto menegaskan, gaya hidup vegan berbasis nabati yang bermanfaat untuk kesehatan fisik, mental maupun sosial.
"Vegan lebih rendah risiko terkena penyakit degeneratif seperti jantung, stroke, hipertensi, dan lainnya, dibanding vegetarian yang masih mengkonsumsi hewani," terangnya.
ADVERTISEMENT
Selain alasan kesehatan fisik, faktor lain perubahan pola hidup menjadi vegan atau mengkonsumsi nabati, karena memilih untuk lebih sehat mental.
“Pola makan berbasis hewan ternyata lebih berisiko untuk stres termasuk depresi. Ada banyak penelitiannya. Beberapa jenis pola makan yang dari Nabati contoh Chamomile terbukti secara ilmiah bisa membuat kita nurunin depresi,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Susianto, beberapa bahan nabati mempunyai kandungan gizi lebih unggul dari produk hewani tapi dengan harga terjangkau.
"Jadi gaya hidup vegan itu sebenarnya tidak mahal kan. Ini murah lho dan sehat lagi. Kalau mahal kenapa harus dilakukan?" tukasnya.
Ia pun mendorong masyarakat dan menekankan pentingnya untuk menerapkan gaya hidup sehat vegan.