Konten Media Partner

Tren Kasus Hipertensi di Jatim Naik, Masyarakat Perlu Lakukan Ini

27 Mei 2024 6:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinkes Jatim, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD- KPTI., FINASIM. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinkes Jatim, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD- KPTI., FINASIM. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Tren penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi di Jawa Timur terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan pasien hipertensi masuk tiga besar pasien yang paling banyak dirawat di rumah sakit di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
"Memang pasien hipertensi masih mendominasi, tiga besar. Rumah sakit kita itu didominasi pasien-pasien penyakit keganasan, penyakit metabolik sindrom, dan penyakit infeksi," ujar
Kepala Dinkes Jatim, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD- KPTI., FINASIM, saat ditemui Basra, disela kegiatan Surabaya Medic Air Run 2024, (26/5).
"Metabolik sindrom itu hipertensi ada, diabetes ada, kolesterol ada, asam urat ada, obesitas juga ada. Itu penyakit metabolik," sambungnya.
Erwin lantas mengingatkan kepada masyarakat untuk lebih aware akan kesehatannya. Pasalnya, saat ini banyak dijumpai kasus pasien dengan keluhan awal diabetes, namun karena tidak terobati dengan baik diabetes tersebut lantas juga memicu penyakit metabolik lainnya.
"Dia (diabetes) bisa menggandeng teman-temannya. Gandeng hipertensi, gandeng kolesterol," tuturnya.
Erwin mengungkapkan, seperti halnya diabetes, hipertensi juga harus ditangani dengan baik agar nantinya tidak memicu penyakit metabolik lainnya.
ADVERTISEMENT
Erwin mengingatkan masyarakat untuk tidak terlalu risau dengan hipertensi. Hal penting yang harus dilakukan adalah menerapkan pola hidup sejak.
"Harus menerapkan pola hidup sehat sejak sekarang, supaya tidak hipertensi baru skrining, kemudian pengobatan. Padahal itu bisa dicegah dengan pola hidup sehat," tegasnya.
Pola hidup sehat dapat diterapkan dengan rajin berolahraga, mengkonsumsi makanan bergizi, hingga istirahat yang cukup.
"Terutama untuk anak-anak muda ya jangan mager (malas gerak) karena penyakit metabolik sindrom ini sekarang trennya banyak dialami anak-anak muda. Gawai itu memang baik tapi jangan lantas mager ya," paparnya.
"Saran kami, pakai gawainya untuk kegiatan bermanfaat bagi kesehatan, seperti menghitung nadi, menghitung langkah kaki, menghitung tekanan darah. Caranya ya dengan jalan kaki atau (olahraga) lari," imbuhnya.
ADVERTISEMENT