Udara Dingin 'Bediding' di Surabaya Terjadi Sampai Agustus

Konten Media Partner
29 Juli 2020 13:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Udara Dingin 'Bediding' di Surabaya Terjadi Sampai Agustus
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Beberapa hari terakhir ini udara di Kota Surabaya terasa lebih dingin. Suhu dingin ini biasanya terjadi pada malam hingga pagi hari.
ADVERTISEMENT
"Kejadian ini wajar terjadi di musim kemarau. Fenomena suhu yang terasa lebih dingin di malam dan pagi hari ini disebut bediding,” ujar Teguh Tri Susanto, Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda, kepada Basra, Rabu (29/7).
Teguh lantas menambahkan bahwa fenomena bediding saat ini terjadi hampir di seluruh wilayah Jawa Timur. Bediding terjadi pada saat musim kemarau saat tutupan awan sedikit pada malam hari, bahkan tidak ada sama sekali.
“Suhu dingin ini hampir merata di wilayah Jatim,” tukasnya.
Tak hanya itu, lanjut Teguh, pada malam hari nilai radiasi matahari yang sampai ke bumi adalah nol. Jadi, energi yang menghangatkan permukaan bumi adalah energi yang berasal dari gelombang panjang yang dipancarkan bumi.
ADVERTISEMENT
Sedangkan jika kondisi langit berawan, maka energi yang dipancarkan menuju angkasa sebagian akan dipantulkan kembali menuju bumi. Namun, jika di langit tidak ada tutupan awan sama sekali, maka energi yang dipancarkan bumi akan lepas ke angkasa tanpa ada yang dipantulkan kembali ke bumi, sehingga suhu udara akan semakin dingin.
Fenomena bediding ini terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau pada Juli-Agustus.
Adanya fenomena bediding tersebut, kata Teguh, suhu di Surabaya berada di angka 22 derajat celsius di malam hari. Bahkan suhu di Surabaya pernah menyentuh 20,1 derajat celsius pada 27 Juli 2020.
"Suhu di Surabaya saat ini akan terasa lebih dingin dibanding bulan-bulan lainnya. Dan ini akan berlangsung sampai bulan Agustus," pungkasnya.
ADVERTISEMENT