Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Uji BPOM Surabaya: Penjual Jajanan Takjil Masih Pakai Boraks, Ini Daftarnya
20 April 2022 15:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Warga Surabaya yang membeli makanan untuk takjil buka puasa patut waspada. Pasalnya, baru-baru ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan pengujian makanan dan minuman (mamin) yang dijual di sekitar Masjid Al-Akbar Surabaya. Hasilnya cukup mencengangkan.
ADVERTISEMENT
Kepala BPOM Kota Surabaya Rustyawati mengatakan 28 persen mamin yang diuji tersebut mengandung bahan berbahaya berupa boraks.
"Kami lakukan pengujian dan random sampling pada 15 makanan dan minuman di sekitar Masjid Al-Akbar Surabaya. Hasilnya, 5 sampel (28%) kategori TMS (Tidak Memenuhi Syarat) karena mengandung boraks. Ini ditemukan pada makanan seperti krupuk, lontong, dan es cao. Sedangkan 13 sampel lainnya kategori MS (Memenuhi Syarat)," jelas Rustyawati kepada Basra, Rabu (20/4).
Setelah dilakukan pengujian terhadap makanan, pihaknya melakukan pembinaan ke pedagang, kemudian mencari sumber pembelian bahan baku makanan tersebut.
"Kami fokus ke krupuk yang mengandung boraks karena temuannya cukup masif. Akan dicari jalan keluarnya dan didiskusikan dengan Pemkot juga," tukasnya.
Selain penjual mamin di sekitar Masjid Al-Akbar Surabaya, lanjut Rustyawati, pihaknya juga melakukan pengujian makanan takjil di tempat-tempat lain mulai tgl 5 - 14 April dengan 122 sampel. Hasilnya 96 mamin dikategorikan MS dan 26 lainnya kategori TMS.
ADVERTISEMENT
"Untuk 26 mamin kategori TMS rinciannya berformalin 5 sampel (ikan dan teri), mengandung boraks 19 sampel (krupuk), dan mengandung Rhodamin 2 sampel (terasi dan krupuk)," jelasnya lagi.
Pengujian ini dilakukan untuk mencegah adanya kandungan bahan berbahaya dalam makanan yang dikonsumsi warga Surabaya.
“Pengujian ini rutin dilakukan tiap tahun di berbagai kota. Saya berharap, warga Surabaya dapat mengantisipasi dan lebih berhati-hati ketika akan mengonsumsi makanan tertentu,” tandasnya.