UN Ditiadakan, Ada Penilaian Perilaku dari Keseharian Siswa Sekolah Daring

Konten Media Partner
5 Februari 2021 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim memutuskan untuk meniadakan ujian nasional (UN) dan ujian kesetaraan serta pelaksanaan ujian sekolah dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (COVID-19).
ADVERTISEMENT
Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 1 Tahun 2021 yang dikeluarkan pada 1 Februari 2021.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo mengatakan, pihaknya akan menyesuaikan aturan dari Kemendikbud.
"Setelah kami membaca SE terbaru, kami menyikapi sesuai dengan amanah tersebut. Saya juga belum mengikuti perkembangan perubahan. Tapi 2021 ini sudah jelas tidak ada UN, diganti model assesment yang dilakukan masing-masing sekolah," kata Supomo, Jumat (5/2).
Menurut Supomo, assesment yang sudah dilakukan oleh masing-masing sekolah, kemudian dilaporkan kepada pihak Dispendik dan selanjutnya akan dilakukan evaluasi.
"Karena kita masih dalam rangka penerimaan siswa baru, kita masih pakai jalur prestasi. Jadi jangan sampai terjadi penilaian-penilaian yang membuat satu dan yang lain sekolah tidak sama. Kemudian dasar penentuan untuk penerimaan siswa baru khususnya jalur prestasi terkoordinasi baik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Supomo menuturkan, jika nantinya akan ada tim dari Dispendik Surabaya yang membuat format standarisasi sebelum dilakukan evaluasi. Bahkan rencananya evaluasi tersebut akan dilakukan secara bertahap di masing-masing sekolah.
"Jadi tim tidak langsung mendatangi semua sekolah. Akan dibuat pola, semua akan mendapatkan evaluasi sama dari kegiatan assesment," tuturnya.
Supomo mengungkapkan, jika assesment ini sejenis dengan ujian terakhir untuk para siswa. Bahkan ujian sekolah lainnya seperti UTS, dan UAS juga masih berjalan.
"Ada penilaian perilaku, dan lain-lain. Karena ini barang baru, maka kita harus benar-benar bisa menerjemahkan ini, sehingga tidak ada yang tidak pas dalam penilaian anak-anak kita dalam assesment," katanya.
Menurut Supomo, menilai perilaku anak bukan selalu dilihat secara langsung. Melainkan dari perilaku anak ketika dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT
"Misal diamati dari kesehariannya, kalau mengumpulkan tugas terlambat, itu kan sudah perilaku. Lalu ketika daring kok ikut awal-awal aja, lalu ditinggal main itu bentuk perilaku. Jadi semua akan kami sesuaikan dengan kondisi saat ini," pungkasnya.