news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Unair Sempurnakan Penelitian 5 Kombinasi Obat COVID-19

Konten Media Partner
1 September 2020 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengungkapkan, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya telah menerima hasil evaluasi terkait penelitian 5 obat kombinasi COVID-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pusat.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu saja, bahkan pihaknya juga sudah berusaha melengkapi, menyempurnakan, dan menjawab semua pertanyaan terkait penelitian 5 kombinasi COVID-19 sesuai arahan dari BPOM.
"Mudah-mudahan jawaban kita memuaskan, nanti kalau ada pertanyaan lagi akan kita jawab. Kalau ada yang disempurnakan ya kita sempurnakan," kata Nasih, Selasa (1/9).
Terkait uji klinis lanjutan, Nasih menuturkan jika pihaknya masih menunggu review dari BPOM. Bahkan pihaknya juga terbuka dan menerima segala masukan terkait penelitian itu.
"Sejauh ini belum ada perintah untuk melakukannya (uji klinis kembali) karena sedang di review oleh BPOM. Nanti finalnya seperti apa kita masih menunggu. Kami menunggu evaluasi untuk bisa disempurnakan. Karena kami sangat terbuka menerima semua masukan dari otoritas kalau dilakukan sesuai data yang ada," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Untuk target kapan obat tersebut akan dirilis, Nasih belum dapat memastikan.
"Nggak ada target kapan-kapan. Mohon doanya saja, mudah-mudahan semua proses bisa kita jalani dengan sebaik-baiknya," pungkasnya.
Diketahui, kelima kombinasi obat tersebut adalah lopinatvir-ritonavir-azithromycin, lopinavir-ritonavir-doksisiklin, lopinavir-ritonavir-clarithromycin, hidroksiklorokuin-azithromycin, dan hidroksiklorokuin-doksisiklin.
Dari lima kombinasi itu, terdapat tiga kombinasi obat yang ditemukan oleh Unair dan telah melalui uji klinis. Ketiga kombinasi obat itu adalah lopinavir-ritonavir-azithromycin, lopinavir-ritonavir-doksisiklin, dan terakhir yakni hidroksiklorokuin dan azithromycin.
Dimana obat-obatan tersebut sebelumnya telah digunakan sebagai obat untuk pasien HIV dan malaria.