Konten Media Partner

Unik, Supaya Siswa Cinta Belajar Calon Guru Lulusan Unusa Harus Bisa Bikin Komik

30 Januari 2023 7:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Unusa yang membuat komik untuk media pembelajaran siswa SD. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Unusa yang membuat komik untuk media pembelajaran siswa SD. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini anak sekolah dasar (SD) lebih memahami pelajaran yang menggunakan media pembelajaran berupa komik. Dengan gambar (komik), anak bisa lebih memahami pelajaran yang sedang dipelajari. Hal ini seperti diungkapkan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unusa, Dr. M. Thamrin Hidayat.
ADVERTISEMENT
"Jadi anak sekarang lebih suka dan tidak mudah bosan jika pembelajarannya melalui media gambar," ungkapnya saat ditemui Basra disela acara Nusa Creative Competition (NCC) Vol. 2 mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unusa, Minggu (29/1) sore.
Menurut Thamrin, anak sekolah dasar saat ini menyukai pengetahuan yang konkret, sehingga mereka akan mudah memahami gambar dari pada naskah atau literatur tulis.
"Kita harus bisa menyesuaikan untuk media pembelajaran gambar melalui komik ini," tandasnya.
Thamrin menjelaskan, pembelajaran dengan menggunakan media komik ini menjadi salah satu hal yang harus dikuasai oleh calon guru sekolah dasar lulusan Unusa. Di mana nantinya pembelajaran ini masuk dalam materi yang akan ditempuh mahasiswa di Pendidikan Profesi Guru (PPG).
ADVERTISEMENT
"Mahasiswa Unusa harus bisa menguasai media pembelajaran komik ini," imbuhnya.
Sementara itu dijumpai dalam kesempatan yang sama, salah satu mahasiswa PGSD Unusa, Sheila Laili menjelaskan dengan sentuhan animasi dari komik membuat siswa lebih memahami pelajaran tersebut.
"Komik yang saya buat ini sangat rekomendasi untuk anak SD karena bahasanya sangat mudah dipahami dan tidak bertele-tele," jelasnya.
"Misalnya apa itu toleransi dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari," imbuhnya.
Sheila mengatakan dirinya mencari cerita yang mudah dipahami ke dalam media pembelajaran komik. Cerita tersebut berasal dari pengamatan di sekitarnya.
"Setelah menemukan jalan ceritanya saya dan tim mencari karakter yang sesuai dan terciptalah karakter yang dituangkan dalam komik," ujarnya.
Selain toleransi, ada pula tema gotong royong, dan pertemanan, yang dibuat oleh para mahasiswa PGSD Unusa. Setelah mendapatkan cerita apa yang akan ditulis di komik, baru dibuat gambar yang sesuai.
ADVERTISEMENT
Membuat komik merupakan salah satu tugas akhir dari mahasiswa semester 3 FKIP Unusa, yang menempuh mata kuliah media pembelajaran dan Information and Communication Technology (ICT).