Konten Media Partner

Unusa Merevolusi Mental Mahasiswa Baru Melalui PKKMB 2024

3 September 2024 8:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan PKKMB Unusa. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan PKKMB Unusa. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) adalah momen yang sangat berharga dalam perjalanan awal akademik mahasiswa di dunia kampus. Melalui PKKMB, mahasiswa akan diperkenalkan pada dunia perkuliahan dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri. Tema yang menarik dalam PKKMB dapat memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan membantu mahasiswa dalam mempersiapkan diri dengan baik memasuki dunia kampus. Hal ini seperti yang dilakukan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
ADVERTISEMENT
Bertema 'Perfect Action To Be A Successful Generation', PKKMB Unusa menekankan pentingnya ketangguhan mental dan integrasi nasional sebagai fondasi keberhasilan generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman, dengan menghadirkan Yudi Latif, M.A., Ph.D., Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK Indonesia) sebagai pembicara utama.
Di hadapan ribuan mahasiswa baru Unusa, Yudi mengungkapkan pentingnya memahami revolusi mental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, revolusi mental merupakan kunci untuk membentuk generasi muda yang mampu menghadapi tantangan zaman.
"Dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat, generasi muda dituntut untuk tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki mentalitas yang tangguh dan adaptif," tuturnya, saat pembukaan PKKMB 2024 Unusa, (2/9).
"Revolusi mental bukan hanya tentang perubahan sikap, tetapi juga tentang membangun karakter yang kuat dan berintegritas. Mahasiswa harus mampu menghadapi berbagai situasi dengan sikap yang terbuka, toleran, dan inklusif. Toleransi, dalam hal ini, menjadi pilar penting dalam menjaga keharmonisan di tengah keberagaman yang ada di Indonesia," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Yudi menegaskan bahwa mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki mental yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan zaman dengan sikap toleransi dan inklusif.
"Indonesia merupakan negeri yang indah dan kaya akan sumber daya alam, yang menjadi bonus bagi kita. Namun, tantangan terbesar adalah menciptakan SDM yang berkualitas dan mampu menyepadankan mutu serta pemahaman antar manusia," ucapnya.
Yudi juga mengungkapkan bahwa generasi muda saat ini harus memiliki tiga keunggulan utama, yakni pengetahuan, keterampilan hidup, dan keunggulan karakter.
"Dalam pembangunan karakter, generasi muda perlu memiliki dua jenis karakter, yaitu karakter personal yang mencakup akhlak yang baik, serta karakter bersama yang mencakup konektivitas dan lingkungan," jelasnya.
Yudi juga mengingatkan pentingnya sikap anti intoleransi di tengah masyarakat yang semakin plural. Ia menekankan perlunya menanamkan nilai integritas dalam kehidupan berbangsa, yang meliputi konektivitas dan inklusivitas—dua nilai penting dalam penanaman Pancasila.
ADVERTISEMENT
"Kita hidup di negara yang penuh dengan keberagaman, dan toleransi adalah kunci utama untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya.
Dijumpai dalam kesempatan yang sama, Rektor Unusa Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif bagi generasi muda Indonesia. Menurutnya, lingkungan yang mendukung tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga aspek mental dan sosial.
"Kita harus menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif, baik dari segi fisik maupun mental, agar generasi muda kita bisa berkembang dengan baik," ujarnya.
Dalam konteks pendidikan di era digital, Prof. Jazidie menjelaskan bahwa Unusa telah memulai inisiatif untuk beralih ke model kampus digital dengan memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal.
ADVERTISEMENT
“Kami di Unusa telah memulai penerapan kampus digital, dengan adanya e-sorogan yang telah kami terapkan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa semua mahasiswa memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan yang terbaik,” jelasnya.
Prof. Jazidie juga mengingatkan bahwa di tengah kemajuan teknologi ini, ada aspek lain yang tidak boleh diabaikan, yakni pembentukan karakter dan moralitas. Menurutnya, teknologi memang menawarkan banyak kemudahan, tetapi jika tidak digunakan dengan bijak, bisa menjadi ancaman tersendiri.
“Kita harus memastikan bahwa generasi muda tidak hanya dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga dengan nilai-nilai moral yang kuat. Ini penting agar mereka tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan etika yang tinggi,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Prof Jazidie berharap PKKMB Unusa 2024 ini dapat membentuk karakter mahasiswa baru yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki wawasan kebangsaan yang kuat.
"Dengan demikian, mereka dapat menjadi agen perubahan yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik di masa depan," tukasnya.