Upaya UNESA Selamatkan UMKM di Masa Pandemi, Sumbang Mesin dan Beri Pelatihan

Konten Media Partner
28 September 2021 13:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
UMKM Bakpia Menus di Magetan.
zoom-in-whitePerbesar
UMKM Bakpia Menus di Magetan.
ADVERTISEMENT
Semenjak pandemi, banyak industri rumah tangga yang ikut morat-marit karena masyarakat tak punya daya beli. Tak ingin berdiam dengan kondisi UMKM yang ngos-ngosan, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) terus menunjukkan komitmennya dalam membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
ADVERTISEMENT
Tak hanya sekadar membuatkan inovasi mesin untuk menunjang proses produksi, tim dosen UNESA juga memberikan pelatihan dan pendampingan agar pelaku bisnis UMKM dapat bekerja lebih efektif dan mencapai kesuksesan. Satu di antara industri yang ikut dibantu UNESA adalah UMKM bakpia di Kabupaten Magetan.
Tim PKM UNESA terdiri dari Puguh Novi Prasetyono, S.Pd., M.T., Dr. Anam Miftakhul Huda, M.IKom., dan Drs. Bambang Sujatmiko, M.T. Mereka memberikan pelatihan dan pendampingan serta menyerahkan mesin khusus untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi bakpia kepada UMKM mitra, Abadi Berkah Gemilang.
Abadi Berkah Gemilang merupakan UMKM Pia Menus yang berlokasi di Kelurahan Takeran, Kabupaten Magetan. Nah, mesin yang diserahkan berfungsi untuk mengukus bahan pembuatan bakpia tanpa melalui proses perendaman. Sehingga proses produksi Pia Menus bisa lebih cepat, efektif, dan produktif.
Selain itu, UNESA juga membantu mitra dalam mengembangkan sistem pemasaran digital melalui rancang bangun website. “Kita suport UMKM Pia Menus lewat optimalisasi pemasaran produk via online baik web maupun medsos, sehingga produk mereka makin dikenal masyarakat luas,” ujar Puguh Novi Prasetyono.
ADVERTISEMENT
Menurut Puguh, selama pandemi, perekonomian masyarakat sampai di titik yang mengkhawatirkan. Daya beli menurun drastis seiring rendahnya pendapatan, dan naiknya angka pengangguran. Salah satu yang terpukul imbas pandemi itu adalah UMKM.
Bagi usaha yang sudah mapan secara produksi dan pemasaran saja mengaku terpukul oleh pandemi, apalagi UMKM yang masih menggunakan pola produksi dan pemasaran yang konvensional, tentu bertahan pun susah.
Karena itulah, ia dan timnya melakukan pendampingan kepada UKM Pia Menus. Upaya mereka yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi menggunakan mesin yang mereka rancang khusus. Produksi yang sebelumnnya makan waktu yang lama dibuat sederhana tanpa mengurangi kualitas produksi.
“Rumus bisnis itu, satu sisi kita tekan anggaran produksi sebisa mungkin tanpa menurunkan kualitas dan di sisi lain terus meningkatkan angka penjualan. ”Strategi kita di sini yakni pakai pandekatan teknologi digital,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Dengan rancang bangun teknologi dan pendampingan tersebut, ia optimistik UMKM bakpia di Magetan bisa terus berkembang dan menjadi salah satu pendorong majunya perekonomian masyarakat Magetan dan sekitarnya. Dikatakan Puguh, bakpia memang banyak diproduksi di berbagai daerah, dan kota yang identik dengan oleh-oleh bakpia adalah Yogyakarta.
Namun, tambahnya, bakpia di masing-masing daerah memiliki cita rasa yang berbeda. Ia mencontohkan, Pia Menus adalah bakpia khas Magetan dengan karakteristik tekstur yang cenderung kering dan lembut. Ia berharap, bakpia di Magetan selain bisa menjadi oleh-oleh khas Magetan, juga bisa dikenal masyarakat luas dan laris di pasaran online maupun offline.
“Kita harapkan juga, ketika orang ke Magetan salah satu yang dicari adalah bakpianya dan kalau sudah begitu, harapannya tentu UMKM di Magetan bisa benar-benar menjadi roda perekonomian masyarakat,” pungkasnya. PKM tersebut mendapat support dari pusat berupa pendanaan dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Tahun Anggaran 2021.
ADVERTISEMENT