Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Usai Idul Fitri SD-SMP di Surabaya Uji Coba Tatap Muka, Masuk Hanya 25 Persen
17 April 2021 6:46 WIB
ADVERTISEMENT
Terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran tatap muka, Pemkot Surabaya terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim.
ADVERTISEMENT
Seperti dikatakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, rencananya sekolah tatap muka akan berlangsung pada bulan Juli mendatang. Namun begitu, setelah Hari Raya Idul Fitri Pemkot Surabaya bakal melakukan uji coba atau simulasi terlebih dahulu untuk SD – SMP se-Surabaya.
“Nanti yang jelas uji cobanya itu 25 persen dahulu. Tentunya ini bertahap ya. Siswa-siswi yang ikut simulasi juga bergiliran. Kita selalu bersinergi dengan pemprov melihat arahannya seperti apa. Itu yang kita jalankan,” ungkap Eri, dalam keterangan tertulis yang diterima Basra, (16/4).
Eri menjelaskan, untuk mekanisme pelaksanaan sekolah tatap muka tersebut, berlaku bagi jenjang SD – SMP swasta maupun negeri. Tidak hanya itu, dia juga menegaskan ketika sekolah tatap muka diberlakukan maka dipastikan sudah sesuai dengan standar protokol kesehatan (prokes) COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Ya seperti ada pencuci tangan, mengenakan masker itu tetap diwajibkan. Kemudian kami lakukan terus pemantauan dan evaluasi tiap pekan seperti apa perkembangannya,” ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, seluruh guru yang datang ke sekolah sudah disuntik vaksin. Dari situ lah, dia meyakinkan kepada para wali murid bahwa rencana sekolah tatap muka berlangsung sesuai dengan prokes ketat.
“Alhamdulillah seluruh guru sudah dilakukan vaksin, sehingga ini yang menjadi keyakinan kita. Namun tetap menjaga prokes,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Supomo menambahkan, untuk memastikan kembali semua sekolah sudah sesuai standar prokes, jajaran Dispendik pun akan melakukan pengecekan pada setiap sekolah.
“Sekolah itu kita wajibkan sudah harus melakukan simulasi dengan kapasitas 25 persen ya. Jadi sebelum mengarah pada pembukaan sekolah, maka harus simulasi dulu,” kata Supomo.
ADVERTISEMENT
Supomo lantas mengurai apabila wali murid belum berkenan anaknya sekolah tatap muka, maka Dispendik juga tetap melayani pembelajaran dengan menggelar secara daring atau virtual. Oleh sebab itu, dalam kegiatan (sekolah tatap muka) ini pun Supomo melibatkan para pakar untuk melakukan pendampingan. Tujuannya, supaya dari pembukaan sekolah tatap buka benar-benar memiliki kajian yang mendalam.
“Dan tentunya secara medis dibenarkan. Itu berlaku untuk semua sekolah SD-SMP se-Surabaya ya tanpa terkecuali,” pungkasnya.