Konten Media Partner

'VIOLETA', Robot Berbasis Sinar UV yang Mampu Sterilkan Ruang Pasien COVID-19

25 April 2020 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menunjukkan Robot VIOLETA. Foto-foto: Dok.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menunjukkan Robot VIOLETA. Foto-foto: Dok.pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah merilis Robot medical Assistant ITS Airlangga (RAISA), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Universitas Airlangga (Unair) kembali membuat teknologi inovasi untuk penanganan wabah virus corona (COVID-19).
ADVERTISEMENT
Kali ini, inovasi yang dihasilkan berupa robot Ultra Violet ITS – Airlangga (VIOLETA) yang dapat memudahkan proses sterilisasi ruangan untuk perawatan pasien COVID-19.
Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Hubungan Internasional ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD mengungkapkan, ide diciptakannya robot VIOLETA ini bermula saat beberapa dosen ITS berhasil melakukan riset penggunaan sinar ultraviolet (UV) untuk menghilangkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Alasan lain diciptakannya robot ini yaitu untuk menghindari kontak fisik dengan paparan sinar UV karena sangat berbahaya apabila mengenai tubuh manusia secara langsung. “Oleh karena itu, ITS melakukan inovasi dengan menciptakan robot VIOLETA ini,” ungkap Bambang, Sabtu (25/4).
Untuk cara kerjanya, Bambang menjelaskan jika robot ini menggunakan lampu UV yang dikendalikan melalui jarak jauh berbasis wireless control. Robot ini efektif digunakan pada jarak 1 – 2 meter terhadap objek dengan membutuhkan waktu 10 – 15 menit untuk melakukan sterilisasi secara sempurna.
Mahasiswa ITS mengendalikan robot VIOLETA dengan remote control.
Sementara itu, Endarko MSi PhD, salah satu tim peneliti VIOLETA menambahkan bahwa secara umum lampu UV yang digunakan robot dikendalikan dengan remote control yang memiliki panjang gelombang sebesar 200 – 300 nanometer (nm).
ADVERTISEMENT
“Secara praktik dan teori, kisaran panjang gelombang tersebut dapat membunuh mikroorganisme dengan baik,” tutur ahli Fisika Medis ini.
Dosen Departemen Fisika ITS ini juga menerangkan, lampu UV sebesar 30 watt ini lebih aman secara kesehatan daripada menggunakan bahan disinfektan. Hal ini karena tidak adanya residu atau sisa bahan kimia yang tertinggal setelah dilakukannya proses sterilisasi.
“Tetapi, waktu sterilisasi ruangan harus dalam keadaan kosong,” ucapnya mengingatkan.
Adapun dalam penerapan pada kasus COVID-19, robot VIOLETA ini memiliki manfaat mampu mensterilkan ruang isolasi yang pernah dipakai dalam penanganan COVID-19 tanpa melibatkan manusia secara langsung.
Bahkan robot dengan berat 30 kilogram ini dapat digunakan selama 4 – 6 jam ketika lampunya dinyalakan. “Jadi, untuk risiko keamanannya juga lebih baik pastinya,” tegas Endarko.
ADVERTISEMENT
Ke depan, robot yang mempunyai tinggi 1,5 meter ini akan diserahkan ke Rumah sakit Universitas Airlangga (RSUA), setelah dilakukannya uji mikrobial di laboratorium yang ada di Departemen Biologi ITS.
“Sementara ini ITS memberi satu robot saja kepada RSUA, karena robot ini mobilitasnya sangat cepat dan mudah,” pungkasnya.
-----
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!