Konten Media Partner

Viral Bayi Usia 10 Hari Disuapi Bubur, Ini Bahaya Bayi Konsumsi Non ASI

19 Juni 2024 16:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Viral bayi usia 10 hari diberi makan non-ASI. Sumber foto:TikTok @rulyjember
zoom-in-whitePerbesar
Viral bayi usia 10 hari diberi makan non-ASI. Sumber foto:TikTok @rulyjember
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini viral sebuah video yang memperlihatkan seorang ibu menyuapi bayinya dengan bubur. Dalam unggahan akun media sosial TikTok, seorang bayi yang baru berusia 10 hari itu sudah diberikan makanan yang bukan ASI oleh ibunya. Bayi itu tampak tidur di atas kasur dengan badan dibalut kain putih, dan terlihat diberi makanan putih halus seperti bubur.
ADVERTISEMENT
Sontak fenomena tersebut mengundang perdebatan oleh warganet terutama di kalangan ibu-ibu. Menyikapi hal tersebut, Pakar Spesialis Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga, dr Nuril Widjaja turut buka suara.
Ia mengatakan, tindakan tersebut merupakan tindakan yang berisiko tinggi. Pasalnya, bayi yang berumur kurang dari 29 hari (neonatus) memiliki keterbatasan pada organ tubuhnya.
“Umumnya, bayi neonatus belum mampu untuk mengkonsumsi makanan yang padat seperti halnya nasi, pisang dan sebagainya. Hal itu disebabkan pada usia tersebut, beberapa organ belum dapat bekerja dengan maksimal. Tindakan memberikan makanan padat saat belum memasuki usia ideal merupakan tindakan berisiko,” paparnya, Rabu (18/6).
Nuril menerangkan, sistem koordinasi pada organ rongga mulut bayi berumur 0-6 bulan sangat terbatas. Mereka hanya mampu melakukan gerakan maju mundur (depan ke belakang) yang menyebabkan hanya mampu menerima asupan makanan dalam bentuk yang cair.
ADVERTISEMENT
“Asupan yang tepat untuk bayi pada umur tersebut yakni air susu ibu (ASI). Sekalipun bubur nampaknya lembut dan mudah untuk dikonsumsi nyatanya bayi belum memiliki lip seal. Artinya, bayi akan melakukan reaksi spontan yakni tersedak dan melepeh makanan tersebut,” jelasnya.
Tidak hanya itu, sistem saluran pencernaan bayi neonatus belum terbentuk enzim-enzim untuk mengolah makanan secara lengkap. Hal itu menyebabkan makanan padat sukar untuk dicerna oleh bayi. Apabila bayi dipaksa untuk mengkonsumsi makanan tersebut dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
“Makanan padat yang dipaksa masuk dalam organ bayi akan berisiko menyumbat jalur pencernaan pada usus. Nantinya, dikhawatirkan menyebabkan intususepsi usus yang ditandai dengan membesarnya perut seperti orang kembung,” imbuhnya.
Nuril menegaskan intususepsi usus pada bayi sangat berbahaya serta menyebabkan necrosis usus (kerusakan pada usus). Apabila tidak segera mendapatkan penanganan terbaik mengakibatkan kematian pada sang bayi.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu, bayi pada usia tersebut dianjurkan hanya mengkonsumsi ASI. ASI merupakan zat gizi terbaik untuk bayi. Apabila bayi kesulitan mendapatkan ASI eksklusif dari ibu dapat digantikan dengan susu formula yang sesuai dengan anjuran,” tukasnya.