Viral Lansia Disebut Meninggal Usai Divaksin, Begini Penjelasan Satgas COVID-19

Konten Media Partner
24 Maret 2021 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinasi lansia di Surabaya. Sebelum divaksin, hendaknya lansia memperhatikan faktor komorbid. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinasi lansia di Surabaya. Sebelum divaksin, hendaknya lansia memperhatikan faktor komorbid. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Tim Satgas COVID-19 Jatim masih terus menelusuri perihal unggahan di media sosial Facebook oleh akun Puspadiani Suanda Santra yang menulis perihal kedua orangtuanya yang meninggal dunia usai divaksin.
ADVERTISEMENT
"Tadi malam kita sudah cek ke tim KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) terkait postingan itu. Dan memang belum ada laporan yang masuk," tegas Jubir Satgas COVID-19 Jatim, dr Makhyan Jibril, saat dikonfirmasi Basra, Rabu (24/3).
Bahkan pihaknya, kata Jibril, juga sudah menghubungi akun Puspadiani. Namun belum ada tanggapan dari yang bersangkutan.
"Sudah kita hubungi juga tapi masih belum direspon. Makanya masih kita tunggu (responnya)," imbuh Jibril.
Dikatakan Jibril, dalam postingan itu juga diungkapkan jika kedua orangtua yang bersangkutan memiliki komorbid (penyakit penyerta). Bisa jadi, lanjut Jibril, karena faktor komorbid lah yang menjadi pemicunya.
"Makanya ini harus ditelusuri, apalagi disebutkan kalau ada komorbid. Bisa jadi karena ada komorbid," tukasnya.
Lebih lanjut Jibril menuturkan, bagi lansia yang ingin divaksin hendaknya memperhatikan faktor komorbid, apakah punya ataukah tidak. Apalagi sudah ada ketentuan beberapa komorbid yang untuk sementara waktu tidak bisa divaksin.
ADVERTISEMENT
"Bukannya tidak boleh (divaksin), tapi masih menunggu sampai studi (vaksin) selesai. Saat ini kan sudah ada ketentuan beberapa komorbid yang belum bisa divaksin, seperti jantung koroner ataupun kanker," jelasnya.
Sementara itu terkait KIPI di Jatim, Jibril menegaskan tidak ada laporan KIPI berat yang masuk.
"Hanya 0,03 persen laporan KIPI yang masuk, itupun kategori ringan seperti demam dan pusing," pungkasnya.
Sebelumnya, akun Puspadiani Suanda Santra yang memposting perihal kedua orangtuanya yang meninggal dunia usai divaksin.
"Tragedi setelah mendapatkan suntikan vaksin covid 19, membuat kedua ortuku harus kembali ke sunia loka dengan tenggang waktu 6 hari, pertama ibuku tiada pd tgl 12 Maret 2021, 6 hari kemudian menyusul bapakku pd tgl 18 Maret 2021....OM ATMA TATWA ATMA SUDHAMAM SWAHA, OM ANG KSAMA SAMPURNA YA NAMAH SWAHA๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™," tulis akun tersebut tiga hari yang lalu.
ADVERTISEMENT
Akun tersebut juga sempat membalas komentar dari postingannya itu sebagai berikut:
"Kedua ortu saya berusia 82 tahun dan baru menerima vaksin yg pertama pd tgl 9 Maret 2021, besoknya mengalami demam tinggi dan sesak nafas shg oleh adik saya yg nakes sempat diberi infus di rumah dan sedikit membaik, tp besoknya demam lagi dan sesak nafas, shg dilarikan ke RSAL Surabaya dan langsung masuk ruang ICU, demikian jg dgn keadaan bapak saya yg mengalami demam dan sesak, begitu ibu saya meninggal barulah bapak saya masuk ruang isolasi covid di RSAL Surabaya, tp cuma bertahan 3 hari setelah itu tiada."
Sejak diunggah tiga hari yang lalu, postingan tersebut telah mendapatkan 146 komentar dan dibagikan 638 kali.
ADVERTISEMENT
Basra pun mencoba menghubungi akun tersebut, namun hingga berita ini ditulis belum ada respon dari yang bersangkutan.