Konten Media Partner

Viral Mahasiswa ITS Tempuh Jarak 80 Kilometer Setiap Hari Jualan Ayam Geprek

2 Desember 2024 6:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar Bim yang berjualan ayam geprek.
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar Bim yang berjualan ayam geprek.
ADVERTISEMENT
Viral sebuah video di media sosial yang menampilkan sosok pemuda sambil membawa dua tentengan besar di sebuah stasiun. Sosok pemuda dalam video tersebut adalah Bima Saputra, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Sedangkan dua bungkusan yang ditenteng adalah nasi ayam geprek jualan pemuda yang kerap disapa Bim ini.
ADVERTISEMENT
Ya, dalam kesehariannya Bim memang berjualan nasi ayam geprek disela kuliahnya. Ayam geprek tersebut diakui Bim merupakan buatan sang ibu.
"(ayam geprek) buatan ibu. Saya berjualan ayam geprek saat baru masuk berkuliah di ITS," ujar Bim kepada Basra, (1/12).
Yang membuat salut, demi untuk bisa berjualan ayam geprek buatan sang ibu, setiap hari Bim harus rela pulang pergi Mojokerto-Surabaya. Setiap harinya Bim menempuh jarak sekitar 80 kilometer dari rumahnya untuk sampai ke kampus.
"Saya dari Mojokerto, pulang pergi naik transportasi umum untuk kuliah, kereta dan bus. Perjalanan hampir 2 jam untuk sampai kampus, sekitar 80 kilometer lah jarak yang ditempuh setiap harinya," terang mahasiswa semester satu ini.
Setiap hari Bim membawa 25 hingga 35 kotak nasi ayam geprek. Per porsi atau per kotak, ayam geprek tersebut dijual seharga Rp 10 ribu.
ADVERTISEMENT
"Biasanya bawa 25 sampai maksimal 35 kotak. Per kotak atau per porsi saya jual Rp 10 ribu. Respons temen-temen kampus sih seneng ya karena nggak harus jauh-jauh ke kantin atau antre di kantin untuk beli makan. Dan juga harga makanan yang saya tawarkan cukup murah," papar Bim.
Selain membantu berjualan, Bim juga turut membantu sang ibu untuk menyiapkan ayam geprek yang akan dijual. Mulai dari memotong daun pisang hingga memasukkan nasi ke dalam wadahnya.
Bim tak menampik jika awal berjualan ayam geprek di kampus, sempat dihinggapi perasaan gugup. Namun seiring berjalannya waktu, Bim mulai terbiasa berjualan di kampus.
"Awal jualan sempat gugup saja," tukasnya.
Pemuda yang berhasil kuliah di ITS lewat jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) ini rela berjualan ayam geprek demi membantu perekonomian keluarganya.
ADVERTISEMENT
"Motivasi utama saya (jualan) karena ingin bantu ekonomi orang tua, dan juga bantu temen-temen perantauan makan murah," tegasnya.
Bim memang berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi kurang mampu. Sang ayah bekerja sebagai buruh pabrik, sedangkan sang ibu hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa.
"Saya ingin bikin orang tua bangga. Saya juga ingin punya usaha online nantinya," pungkasnya.