Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Viral Mainan Lato-lato, Ternyata Ini Manfaatnya Bagi Tubuh
29 Desember 2022 10:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Belakangan, demam lato-lato viral dimana-mana. Dari anak-anak hingga orang dewasa memainkan permainan tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Presiden Joko Widodo turut memainkan lato-lato saat berkunjung ke Subang, Jawa Barat.
Lato-lato sendiri merupakan mainan jadul yang tren pada tahun 1990-an. Mainan ini terdiri dari dua dua bola bandulan berat warni-warni yang digantung ke sebuah tali.
Permainan ini dimainkan dengan cara membenturkan dua bola bandulan pemberat dengan cepat, sampai menimbulkan bunyi 'tek..tek..tek..'
Melihat hal itu, Hijrin Fithroni selaku dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Unesa, mengatakan, tren tersebut muncul bertepatan dengan libur sekolah.
"Memang ada sebuah trend kekinian karena momennya juga pas liburan sekolah. Sehingga banyak anak-anak sampai orang dewasa memainkan permainan itu (lato-lato)," ucap Hijrin ketika dihubungi Basra, Kamis (29/12).
Ketika ditanya lebih lanjut terkait manfaat permainan lato-lato untuk kesehatan tubuh, Hijrin mengungkapkan, secara umum, lato-lato dapat mengoptimalkan beberapa organ tubuh yang berdampak pada motorik anak. Salah satunya yakni keseimbangan.
ADVERTISEMENT
"Karena saat memainkan lato-lato itu kan perlu adanya koordinasi antara mata dengan tangan. Awalnya, mata melihat objek lato-lato lalu tangannya menggerakkan sehingga di situ ada fokus dan koordinasi antara mata dengan tangan. Sehingga saat memainkan bisa memunculkan keseimbangan," jelasnya.
Selain itu, kembalinya tren mainan lato-lato juga sebagai alternatif untuk mengalihkan anak-anak dari masifnya penggunaan gadget. "Di satu sisi kita patut bersyukur karena ada satu permainan yang bisa mengalihkan anak-anak dari gadget-nya," tambah Hijrin.
Untuk waktu ideal bermain lato-lato, Ketua Komisi Olahraga Traditional Kreasi Budaya Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Provinsi Jawa Timur ini menuturkan, jika waktunya tidak terbatas dan tidak mengganggu aktivitas yang lain.
"Setidaknya tidak sampai mengganggu aktivitas lain. Karena aktivitas anak juga harus seimbang antara tubuh. Aktivitas fisik kalau menurut WHO itu kan 30 menit, jadi 30 menit itu sebenarnya sudah cukup untuk aktivitas harian," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Hijrin juga tetap mengimbau agar selalu waspada terhadap dampak yang terjadi. "Artinya ada risiko juga dalam permainan itu, misalnya ketika alat dari lato-lato pecah itu kan berisiko, serpihannya bisa mengenai tubuh atau mata," ungkapnya.
"Lalu kalau bisa, dalam memainkan permainan ini juga harus diimbangi dengan aktivitas motorik lain. Kalau kita lihat, lato-lato ini kam sifatnya statis, artinya dimainkan dengan tidak ada perpindahan tempat dan dia hanya menggerakkan tangan. Itu perlu diimbangi dengan aktivitas yang dinamis seperti ada pergerakan atau sambil berjalan juga bisa," tukasnya.