Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Viral Perut Balita di Jember Penuh Cacing, Pakar Kesehatan Ungkap Penyebabnya
17 April 2025 6:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Viral di media sosial, perut seorang balita di Jember, Jawa Timur, membesar hingga sulit buang air besar. Setelah diperiksa, di perut anak berusia 3 tahun itu penuh dengan cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Kasus ini sontak menarik perhatian publik dan para pakar kesehatan.
ADVERTISEMENT
Vella Rohmayani Dosen Prodi Sarjana Terapan (S.Tr) Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya menjelaskan, cacing gelang termasuk soil transmitted helminth (STH), karena parasite ini dapat menyebar atau menular melalui perantara tanah yang terkontaminasi oleh telur maupun larva cacing.
“Cacing gelang atau dikenal dengan nama ilmiah Ascaris lumbricoides, termasuk golongan Nematoda usus. Cacing ini merupakan salah satu jenis cacing STH yang paling sering menginfeksi manusia,” ujar dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Kamis (17/4).
Cacing parasite Soil Transmitted Helminth (STH) dapat menginfeksi saat seseorang bersentuhan atau melakukan kontak langsung dengan tanah. Namun selain hal tersebut, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan risiko penularan penyakit ini yaitu kondisi sanitasi yang kurang baik, pola hidup yang kurang bersih, dan kurangnya pengetahuan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kata Vella, seseorang dapat terinfeksi cacingan jika tidak sengaja menelan telur maupun larva cacing bersama makanan maupun minuman yang dikonsumsi.
Selain itu kebiasaan tidak menggunakan alas kaki juga dapat menyebabkan seseorang dapat terinfeksi cacingan, karena cacing dapat menembus kulit dan masuk ke dalam tubuh.
“Anak-anak menjadi salah satu kelompok yang rentan terinfeksi parasite ini, karena mereka memiliki kecenderungan bermain pasir. Bermain tanpa alas kaki dan sering kali kurang menjaga kebersihan tangan atau jarang mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan atau melakukan aktivitas lainnya,” terang Pakar Parasitologi ini.
Lebih lanjut Vella menjelaskan, infeksi cacingan umumnya bersifat tidak mematikan, tetapi jika dibiarkan tanpa adanya pengobatan akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius, seperti gangguan pencernaan, anemia, menurunkan berat badan hingga kematian.
ADVERTISEMENT
Infeksi Ascaris lumbricoides dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang serius terutama jika menyerang anak-anak, seperti menyebabkan gangguan pencernaan yang dapat berujung pada gangguan pola pertumbuhan, anemia dan kekurangan gizi.
Menurutnya, beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari infeksi parasite STH, khususnya Ascaris lumbricoides adalah senantiasa menjaga kebersihan tangan, mencuci bahan makanan hingga bersih sebelum dimasak, mengkonsumsi makanan yang matang, menjaga sanitasi pembuangan feses. Menggunakan alas kaki, melakukan pengobatan pada penderita untuk memutus rantai penularan, serta melakukan edukasi pada masyarakat.
Terakhir Vella mengingatkan bahwa orang tua memiliki peran penting dalam memantau kebersihan tubuh anak dan membiasakan anak untuk menjaga kebersihan dirinya, serta orang tua perlu waspada jika anak menunjukkan gejala terinfeksi kutu rambut, seperti sering menggaruk kepala, gelisah dan merasa tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
“Kasus (di Jember) ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa penanganan masalah kesehatan, termasuk infeksi kutu rambut, harus dilakukan dengan bijaksana dan mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak,” pungkasnya.