Konten Media Partner

Waspada Pneumonia pada Balita, Begini Cara Deteksinya

8 April 2025 10:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Masyarakat diimbau dapat mengenali Pneumonia pada balita. Ada beragam tanda pneumonia pada bayi yang perlu diketahui orang tua. Hal tersebut penting, karena pneumonia bisa berakibat fatal bila tidak segera ditangani dan penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama kematian pada balita.
ADVERTISEMENT
Pneumonia merupakan penyakit infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Pneumonia dapat dialami siapa saja, tetapi bayi usia di bawah 2 tahun umumnya lebih rentan terkena pneumonia.
"Kenali pneumonia pada balita dengan menghitung frekuensi nafas balita yang batuk atau mengalami kesukaran bernafas yang terjadi kurang dari 2 minggu. Jika terjadi nafas cepat maka waspada pneumonia," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina.
Nanik melanjutkan, kriteria nafas cepat antara lain balita usia 0 - >2 bulan dengan napas 60x/menit atau lebih. ⁠Balita usia 2 - >12 bulan dengan napas 50x/menit atau lebih. Serta, balita usia 12 - 59 bulan dengan nafas 40x/menit atau lebih.
Orang tua bisa memeriksa sendiri laju pernapasan si kecil dengan cara membuka pakaiannya, kemudian melihat gerakan dadanya saat bernapas. Hitung berapa kali dada si kecil mengembang untuk bernapas dalam waktu 1 menit.
ADVERTISEMENT
Apabila ia bernapas lebih cepat dari batasan laju pernapasan normal, si kecil dapat dikatakan mengalami sesak napas.
“Apabila ditemui adanya balita yang mengalami napas cepat, segera memeriksakannya ke layanan kesehatan terdekat,” terangnya.
Banyak orang tua yang tidak mengenali gejala atau tanda pneumonia pada bayi. Hal inilah yang menyebabkan pneumonia sering kali terlambat ditangani.
Sebagai upaya promotif, Dinkes pun rutin menggelar sosialisasi deteksi dini Pneumonia pada balita dan orang tua balita di Posyandu. Kemudian, sosialisasi pentingnya ASI eksklusif dan nutrisi yang baik bagi balita, dan sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Sedangkan dalam upaya preventif, Dinkes Surabaya meningkatkan akses vaksinasi. Nanik juga mengimbau para ibu agar dapat memberikan ASI eksklusif dan nutrisi yang baik bagi balita. Selain itu, warga juga diminta menjaga jarak dengan orang sakit, dan menjaga kebersihan lingkungan.
ADVERTISEMENT