Konten Media Partner

Waspadai TBC Laten yang Tak Bergejala

31 Agustus 2024 18:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Tim TB DOTS Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya Dr Tutik Kusmiati, dr SpP (K).
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Tim TB DOTS Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya Dr Tutik Kusmiati, dr SpP (K).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penularan tuberkulosis (TBC) terjadi saat seseorang menghirup udara yang terkontaminasi bakteri. Namun, tidak semua orang yang tertular akan merasakan gejala TBC. Bisa jadi orang tersebut mengalami TBC laten sehingga tidak menunjukkan gejala.
ADVERTISEMENT
Ketua Tim TB DOTS Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya Dr Tutik Kusmiati, dr SpP (K) mengatakan, penderita TBC laten tidak mengalami keluhan. Di negara endemik tinggi seperti Indonesia, kondisi ini bisa saja terjadi. Untuk mengetahui apakah mengidap TBC laten, perlu dilakukan foto rontgen, tes mantoux, juga bisa dengan tes IGRA.
"Kalau hasilnya positif, bisa dicegah supaya bakterinya tidak bangun, dengan terapi pencegahan," tutur Tutik, belum lama ini.
Tutik melanjutkan, bagi pasien TBC yang sudah sakit, penularan terjadi melalui droplet. Sehingga orang lain yang menjadi kontak erat sangat berisiko.
"Penularan tergantung seberapa sering pasien batuk. Semakin kuat tenaganya saat bersin, droplet semakin banyak. Karena itu pasien wajib menggunakan masker. Buka pintu rumah agar ada sinar matahari masuk dan terjadi pertukaran udara," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Satu orang yang positif TBC bisa menularkan ke 10-15 orang di sekitarnya. Dari orang yang tertular, 5-10 persennya yang sakit, sisanya menjadi TBC laten. Pengidap TBC laten ini suatu saat juga bisa sakit. Jadi tidak benar kalau TBC ini penyakit keturunan, melainkan penyakit menular.
"Ada pun gejala TBC paru-paru adalah batuk berdahak 2-3 minggu dan dahak bercampur darah. Juga mengalami gejala sistemik seperti demam, nafsu makan turun, keringat malam hari, setelah mandi juga berkeringat," jelasnya.
Tutik lantas mengajak masyarakat mengenali bahaya dari penyakit TBC yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
"Bakteri (TBC) ini lebih menyukai tempat di dalam tubuh yang tinggi kandungan oksigennya seperti bagian atas paru-paru. Bakteri TBC juga dapat menginfeksi bagian tubuh lain seperti usus, otak, tulang, bahkan kelenjar manusia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Bakteri ini bisa bertahan di tempat gelap dan lembap. Kalau imunitas kita bisa mengendalikan, ini yang disebut TBC laten. ‘Kumannya’ tidur,” imbuhnya.