Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Wayahe nDolly, Semangat Warga Eks Lokalisasi Bangkitkan UMKM di Tengah Pandemi
24 Agustus 2020 7:28 WIB
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 cukup memukul sektor UMKM yang dikelola warga eks lokalisasi Dolly di Surabaya. Hampir lima bulan sejak pandemi merebak, mereka harus 'tiarap'. Mulai dari mengurangi kapasitas produksi hingga berhenti berproduksi sama sekali.
ADVERTISEMENT
Kawasan Dolly memiliki puluhan unit UMKM yang memproduksi beragam barang, mulai dari tempe, sandal hotel dan sepatu, minumam olahan dari rumput laut, pakaian, hingga sabun cair dan shampo. Sejak beberapa hari terakhir, mereka mulai bangkit dan mencoba bertahan di tengah terjangan pandemi. Kegigihan para UMKM untuk bangkit kembali setelah berbulan-bulan terpuruk terekam dalam kegiatan bertajuk 'Wayahe nDolly'.
"Melalui kegiatan Wayahe nDolly ini kami ingin menunjukkan kepada masyarakat luas bagaimana perjuangan warga eks lokalisasi disini terutama para UMKM nya untuk tetap bertahan di tengah pandemi. Bahwa di kawasan ini memang benar-benar telah berubah menjadi sentra UMKM, tak ada lagi geliat prostitusi terselubung disini seperti anggapan masyarakat luar selama ini," jelas Mustofa Sam, penggagas 'Wayahe nDolly' kepada Basra, (23/8).
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan tersebut, Basra merekam kegiatan UMKM-UMKM di kawasan eks lokalisasi Dolly selama pandemi merebak. Salah satunya datang dari Kampung Orumy yang berada di kawasan RT 3 RW 3, Putat Jaya 3A. Sejak tiga tahun lalu, kampung ini dikenal dengan sebutan Kampung orumy karena menjadi sentra pengolahan minuman berbahan rumput laut. Namun sejak pandemi merebak, kegiatan produksi terpaksa dihentikan karena permintaan barang yang terus menurun.
"Baru beberapa hari ini kita mulai produksi lagi setelah berbulan-bulan libur. Tapi produksi kita masih belum banyak hanya 50 botol saja setiap harinya karena masih tes pasar juga pas pandemi ini," ujar Hariyani, Ketua RT 3 RW 3, Putat Jaya 3A, sekaligus Koordinator produksi Orumy, saat dikunjungi Basra.
ADVERTISEMENT
Selain dijual secara online, olahan minuman rumput laut juga dapat dijumpai di DS (Dolly Saiki) Point', sebuah swalayan yang menjadi sentra jual produk UMKM di kawasan Dolly.
Sebelum singgah di kampung Orumy, peserta 'Wayahe nDolly' terlebih dulu berkunjung ke kampung Putat Jaya 2A yang menjadi sentra pembuatan kue-kue basah maupun kering. Namun saat pandemi merebak aktivitas produksi kue tak lagi bisa berlangsung.
"Sebelum pandemi, produksi kue kita masuk ke hotel-hotel, banyak yang pesan. Tapi pas pandemi, banyak hotel yang tutup, akhirnya peminat kue-kue kami juga sepi. Sekarang kita lagi coba produksi sabun cair dan shampo. Pokoknya kita bikin barang yang banyak dicari selama pandemi ini, agar bisa bertahan," papar Nirvono, Koordinator Kelompok UMKM Putat Jaya 2A.
ADVERTISEMENT
Beranjak dari Kampung Orumy, peserta 'Wayahe nDolly' lantas berkunjung ke eks wisma Barbara. Dulunya gedung 6 lantai ini merupakan wisma terbesar di kawasan Dolly. Kini tempat tersebut telah menjelma menjadi sentra UMKM sandal dan sepatu.
Larasanti, salah seorang peserta 'Wayahe nDolly' merasa takjub dengan wajah Dolly saat ini. Perempuan yang kesehariannya berdinas di Komisi Perempuan Indonesia (KPI) Provinsi Jawa Timur ini, mengaku baru sekarang menginjakkan kaki di Dolly sejak penutupan kawasan tersebut pada 2014 silam.
"Sejak Dolly ditutup, baru sekarang kesini. Ini di luar ekspektasi saya. Tadinya saya kira masih ada wisma yang masih aktif di dalamnya, ternyata Dolly memang benar-benar sudah berubah jadi sentra UMKM," tukas Laras.
Seperti halnya Laras, para peserta lainnya pulang mendapatkan inspirasi tersendiri bahwa sebenarnya kawasan eks lokalisasi tersebut bisa diubah menjadi kampung yang penuh manfaat.
ADVERTISEMENT