Harga Kedelai Melambung, 350 Produsen Tahu di Bojonegoro Bakal Mogok Produksi

Konten Media Partner
26 Februari 2022 13:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas salah satu produsen tahu di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro. (foto: dok istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas salah satu produsen tahu di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro. (foto: dok istimewa)
ADVERTISEMENT
Bojonegoro - Melambungnya harga kedelai impor sejak beberapa bulan terakhir, membuat para produsen tahu di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kian terpukul. Para pelaku usaha kecil dan mikro ini terancam gulung tikar lantaran tidak mendapatkan keuntungan akibat naiknya harga kedelai tersebut.
ADVERTISEMENT
Menyikapi kondisi tersebut, setidaknya ada 350 produsen tahu di kelurahan setempat mengancam akan melakukan aksi mogok produksi massal, jika harga kedelai terus mengalami kenaikan.
Saat ini, harga kedelai impor di Kabupaten Bojonegoro berkisar antara Rp 10.800 hingga Rp 11.100 per kilogram, padahal sebelumnya harga kedelai paling mahal Rp 8.000 per kilogram.
Para produsen tahu tersebut mengancam akan melakukan aksi mogok produksi jika harga kedelai menyentuh harga Rp 11.500 rupiah per kilogram.
Ketua Paguyuban Produsen Tahu Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro, Pranyoto, saat beri keterangan. (foto: dok istimewa)
Ketua Paguyuban Produsen Tahu Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro, Pranyoto (52), kepda awak medi ini Sabtu (26/02/2022) menuturkan bahwa hari ini harga kedelai impor di Bojonegoro mencapai Rp 10.800 hingga Rp 11.100 per kilogram dan diperkirakan masih terus mengalami kenaikan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, para perajin tahu di Kelurahan Ledokkulon akan mogok beroperasi jika harga kedelai menyentuh harga Rp 11.500 per kilogam.
"Ini tidak naik lagi, tapi ganti harga," tutur Pranyoto dengan kesal.
Pranyoto mengungkapkan bahwa sebelumnya harga kedelai impor paling mahal di kisaran harga Rp 8 ribu per kilogram. Menurutnya, dengan harga tersebut, para produsen tahu sedikit sekali mendapatkan untung, apalagi kondisi saat ini harga kedelai semakin mahal, sehingga para produsen tidak mendapatkan keuntungan.
Untuk menyiasati tingginya harga kedelai tersebut, para produsen tahu dengan terpaksa sementara mengurangi produksi dan memperkecil ukuran tahu. Menurutnya para produsen tahu tidak berani menaikan harga karena dikhawatirkan para pelanggan akan lari.
"Ya otomatis tahu diperkecil." kata Pranyoto.
ADVERTISEMENT
Aktivitas salah satu produsen tahu di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro. (foto: dok istimewa)
Sekadar diketahui, Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro, dikenal sebagai salah satu sentra produsen tahu yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu, karena usaha ini dikelola secara turun-temurun.
Saat ini, sedikitnya ada 350 produsen tahu yang beroperasi di kelurahan setempat, sehingga mata pencaharian atau perekonomian sebagian warga setempat sangat tergantung dengan kelangsungan produksi tahu tersebut.
Selain dijual dalam bentuk tahu yang belum diolah (tahu mentah), para produsen tahu di kelurahan setempat sebagian besar menjual tahu yang sudah diolah menjadi tahu goreng khas Ledokkulon, atau masyarakat setempat menyebutnya dengan "tahu pong", yang bentuknya berbeda dengan tahu goreng pada umumnya.
Selain harga kedelai yang terus melambung, derita para pelaku usaha kecil di kelurahan setempat, khususnya yang memproduksi tahu goreng, juga diperparah dengan kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng yang sudah berlangsung selama sebulan terahir. (red/imm)
ADVERTISEMENT
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com