Kisah Mantan Penjual Nasi Goreng Pasuruan yang Kini Dibayar Rp 75 Juta

Konten Media Partner
16 November 2018 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Mantan Penjual Nasi Goreng Pasuruan yang Kini Dibayar Rp 75 Juta
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Malang (beritajatim.com) - Penggemar musik dangdut koplo mungkin sudah tak asing dengan pria berambut gimbal yang satu ini. Sodiq atau lebih dikenal dengan Cak Sodiq Monata.
ADVERTISEMENT
Pentolan grup orkes melayu (OM) bernama Monata yang kini dinominasikan sebagai Kategori Lagu Dangdut Paling Hitz 2018 lewat lagunya yang berjudul Numpak RX King ciptaan Pancal, dan Kategori Penyanyi Dangdut Solo Paling di Hati 2018, dalam Anugerah Dangdut Indonesia 2018.
Namun perjalanannya sebagai musikus dangdut, tak semudah yang dibayangkan. Cak Sodiq mengalami pahitnya pengalaman sebelum menjadi penyanyi dangdut. Mengawali karier bermusik tahun 1996 sebagai pengamen jalanan, ia menjual suara dari rumah ke rumah hingga bus antarkota.
"Tidak ada orang sukses tanpa kerja keras. Sebagai seorang seniman panggung, saya harus tampil beda. Sampeyan lihat sendiri tampilan saya beda kan,” kata Sodiq diselingi tawa.
Pria yang mengaku sudah berumur setengah abad lebih itu, mengisahkan mengamen dari satu bus ke bus lain di tanah kelahirannya, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, menjadi titik balik kariernya.
ADVERTISEMENT
Dua tahun mengamen, kisaran tahun 1998 Cak Sodiq mulai berani mengulik lagu dan aransemen musik. Tahun 2000, bersama OM Monata, Sodiq mulai memberanikan diri pentas di hadapan banyak orang.
“Mengamen sudah, jual nasi goreng pun pernah. Enak loh saya kalau buat nasi goreng. Kuli bangunan juga pernah, sembarang kalir tak lakoni waktu itu,” kenangnya.
Sodiq menyadari jika dirinya adalah seniman jalanan. “Saya bangga, saya seniman jalanan. Tapi Alhamdulillah masuk kategori Anugerah Dangdut Indonesia. Dari ngamen ke ngamen, kampung ke kampung, dari komplek ke komplek pernah saya jalani. Dulu saya tidak pernah diwawancarai seperti ini,” kata Cak Sodiq sambil terkekeh.
Pertama kali manggung, Cak sodiq pernah dibayar Rp 15 ribu. “Saya ini ratune wong melarat dulu. Enggak onok wong sukses tanpa kerja keras. Dulu saya dibayar Rp 15 ribu. Tapi sekarang banyak, sekitar Rp 75 juta untuk satu jam,” papar Sodiq.
ADVERTISEMENT
Nominal itu didapatnya sekali manggung untuk durasi satu jam. Sementara untuk seluruh crew OM Monata sekali pentas, nominalnya mencapai ratusan juta rupiah. Di tengah ketatnya persaingan blantika musik dangdut, Cak Sodiq pun berpesan. Penyanyi dangdut masa depan, harus menjauhi narkoba jika tidak ingin terpuruk.
“Pesan saya untuk pedangdut masa depan yang harus dijaga, jauhi narkoba jika tidak ingin hidupmu hancur lebur,” tegasnya.
Sodiq menyakini, kesuksesan yang ia raih sebagai seniman saat ini buah dari kerja kerasnya puluhan tahun lalu. Dalam Anugerah Dangdut Indonesia 2018 yang akan disiarkan MNCTV secara langsung, di Lapangan Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (16/11) malam pukul 19.00 WIB .