Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Tolak Kenaikan SPP, Pelajar SMAN 6 Kota Kediri Demo
23 Oktober 2017 11:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Kediri (beritajatim.com) - Para siswa SMA Negeri 6 Kota Kediri berunjuk rasa di halaman sekolah. Mereka menuntut penyesuaian jumlah Sumbangan Pendanaan Pendidikan (SPP).
ADVERTISEMENT
Pramudya Hasbi. D, kelas XII IPA 3 SMUNA mengatakan, para siswa menuntut besar SPP yang telah ditetapkan Rp 200 ribu diturunkan. Mengingat berdasarkan Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Timur biaya SPP tingkat SMA dipatok Rp 120 ribu.
"Ini merupakan aksi yang kedua kalinya. Kami menuntut supaya biaya SPP diturunkan," ucapnya, Senin (23/10/2017) siang.
Para siswa yang aksi dari kelas X, XI dan XII. Mereka berunjuk rasa sejak jam masuk sekolah. Beberapa poster tuntutan dibawa dan ditempelkan pada dinding sekolah. Aksi ini ditemui oleh Kepala Sekolah dan dewan guru.
Kepala SMUNA Kota Kediri Abdul Basid mengatakan, terkait tuntutan siswa akan dibahas kembali dengan Komite sekolah. Mengingat keputusan penetapan SPP berdasarkan rapat Komite. "Kami akan segera membahas kembali. Karena semua melalui proses dan tahapan," aku Basid di depan siswanya.
ADVERTISEMENT
Mendapat jawaban Kepala Sekolah, tampaknya siswa kurang puas. Mereka merasa, pihak sekolah hanya memberikan janji semata. Sementara mereka tetap harus membayar SPP sesuai keputusan yang sudah berlaku sejak tahun ajaran baru 2017 lalu.
Para siswa yang melakukan berunjuk rasa kemudian melakukan aksi mogok belajar. Mereka langsung meninggalkan sekolah. Tetapi, sebagian siswa lainnya tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti biasanya.
"Kita mogok pembelajaran karena kepala sekolah seperti itu. Sudah tiga kali ini kami menyampaikan aspirasi tuntutan, tetapi belum ada jawaban sama sekali. Pembelajaran mungkin beberapa orang saja yang ikut," kata Pramudya.
Siswa 'menuding' penetapan SPP melalui rapat Komite hanya sepihak. Komite yang ditunjuk sekolah tidak mewakili aspirasi seluruh wali murid. Bahkan, menurut siswa, ada satu anggota Komite yang sudah bercokol selama 10 tahun tanpa ganti.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang diperoleh dari para siswa, sebelumnya besar SPP untuk siswa kelas X Kota Kediri Rp 30 ribu dan dari Kabupaten Kediri Rp 180 ribu. Tahun berikutnya SPP naik menjadi Rp 150 ribu merata untuk semua siswa baik dari Kota Kediri maupun luar Kota Kediri. Lalu, mulai awal tahun ajaran baru 2017 naik lagi menjadi Rp 200 ribu.
Dalam aksinya, pelajar juga menyinggung masalah sumbangan untuk perluasan lahan SMUNA serta pembelian lembar kerja siswa. Terkait pembelian lahan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana mengucurkan dana Rp 1,5 miliar dengan syarat sekolah menyediakan dana partisipasi Rp 500 ribu.
"Karena ada rencana pembelian lahan itu, siswa dipungut sumbangan secara sukarela, tetapi nilainya ditentukan minimal Rp 50 ribu. Lahan itu sedianya akan diperuntukkan lahan parkir di sebelah timur sekolah," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pungutan sumbangan tersebut disampaikan sekolah melalui surat edaran kepada walimurid. Sekolah menyadari keberatan untuk mendapatkan uang partisipasi sebesar Rp 500 juta. Bahkan, menurut informasi yang diterima pelajar, para guru terpaksa meminjam uang dan menggadaikan mobilnya untuk memenuhi uang partisipasi. Tetapi karena jumlahnya masih kurang, akhirnya memungut sumbangan dari walimurid. (nng/ted)