Konten dari Pengguna

Penyebab Terjadinya Kesenjangan antara Perempuan dan Laki-laki di Era Digital

berliani salsabiilah
Undergraduate Student at the Faculty of Information Systems
1 September 2022 10:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari berliani salsabiilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : pexels.com
ADVERTISEMENT
Berbicara soal partisipasi perempuan seakan tidak akan pernah habis, sosok perempuan ini selalu menjadi daya tarik tersendiri untuk diangkat menjadi bahan kajian.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), semua orang mendapatkan hak dan menerima perlakuan setara dan tidak ada diskriminasi atas dasar gender. Namun, fakta di lapangan mengenai diskriminasi pada perempuan masih banyak terjadi dalam beberapa sektor kehidupan, hampir terjadi di belahan dunia terlebih di era digital saat ini.
Perempuan memiliki potensi besar dalam memajukan bangsa Indonesia. Namun, hingga saat ini masih ada kesenjangan nyata antara laki-laki dan perempuan dalam keterampilan digital.
Berdasarkan hasil riset, ada beberapa alasan mengapa laki-laki memiliki keterampilan digital dibandingkan perempuan.

1. Tanggung jawab yang dimiliki perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki

Perbedaan tanggung jawab perempuan dan laki-laki disebabkan oleh faktor biologis selain itu, juga terbentuk melalui proses sosial dan budaya. Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati berpendapat, Kartini menjadi advokat bagi emansipasi perempuan memandang perempuan sebagai harta yang berharga bagi bangsa dan negara. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Hal tersebut menyebabkan waktu untuk perempuan mengakses internet menjadi lebih sedikit sehingga dianggap kurang cakap di era digital.
ADVERTISEMENT

2. Kesempatan gender perempuan mengenai konten yang relevan

Kesempatan yang kurang bagi perempuan dalam menemukan, membuat, dan membagikan konten yang relevan. Meskipun banyak konten dan komunitas, seperti blog, video, audio, media sosial, tetapi dalam mengaksesnya masih mengalami kesulitan serta dalam proses pembuatan mengalami berbagai kendala dikarenakan perbedaan tanggung jawab.

3. Privasi perempuan mengenai identitas

Sulit bagi perempuan untuk dapat mengendalikan identitas online dan offline mereka. Bahkan beberapa wanita melaporkan, bahwa identitas mereka menyebabkan adanya penguntit online dan offline. Sedangkan kekhawatiran lainnya, jika informasi mengenai mereka disebarluaskan serta disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan kerugian.
Hal yang sama diungkapkan oleh Direktur eksekutif ISED Julie Trisnadewani, bahwa hal tersebut perlu diperhatikan juga dampak negatif yang tak bisa terelakkan dari kemajuan digitalisasi. Penyalahgunaan media sosial, penyebaran hoaks, konten-konten yang tidak terkontrol dan merugikan kaum perempuan perlu diantisipasi dengan meningkatkan literasi pemanfaatan media digital, termasuk literasi terhadap keamanan digital.
ADVERTISEMENT

4. Kurangnya keamanan perempuan di ruang digital.

Banyak perempuan memberikan pernyataan mengalami atau melihat seseorang yang melakukan pelecehan di ruang digital. Insiden yang mereka alami terkait keamanan fisik dalam bentuk menguntit, komentar cabul, dan banyak lagi. Peningkatan kerentanan ini memunculkan berbagai risiko termasuk kekerasan berbasis gender online (KBGO). KBGO disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya saja seperti adanya kesenjangan pengetahuan digital antara perempuan dan laki-laki.
Staf Khusus Menkominfo, Dedy Permadi menjelaskan kondisi akses internet secara global ada 58% laki-laki punya akses internet, sedangkan perempuan hanya 48%. Di Indonesia sendiri Dedy menilai penggunaan internet untuk perempuan masih memiliki pekerjaan rumah, bagaimana memperkecil kesenjangan yang ada. Hal tersebut mengacu pada data lain yang menunjukkan hanya 20% perempuan yang memiliki akses terhadap internet di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dengan berkembangnya teknologi di era digital seperti sekarang, tentu memiliki dampak yang positif bagi semua khalayak terutama ibu rumah tangga seperti berikut:

1. Manfaat teknologi di bidang bisnis

Kemajuan teknologi saat ini sangat memberi banyak manfaat terutama dibidang bisnis seperti jual beli online di berbagai marketplace yang bisa dilakukan oleh perempuan dari rumah. Kita juga tidak usah khawatir lagi tentang masalah pembayaran yang sulit karena dibeberapa marketplace sudah menyediakan pembayaran sistem bayar di tempat atau yang sering disebut dengan COD.

2. Manfaat teknologi di bidang pendidikan

Di era sekarang ini kita dituntut untuk belajar online jadi pembelajaran pun pastinya lebih mudah karena banyaknya platform belajar online. Bahkan banyak platform hingga lembaga yang bergerak di bidang pendidikan yang menyediakan course atau bootcamp gratis yang bisa diikuti oleh semua orang.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, perempuan juga merupakan pengguna media digital yang cukup aktif baik kalangan muda maupun tua. Banyak hal positif yang telah ditorehkan, juga kemajuan dan kesejahteraan yang diperoleh perempuan di berbagai bidang melalui digitalisasi. Melalui dunia digital perempuan bisa melakukan pengembangan literasi dengan menggunakan media sosial sebaik mungkin dan mengantisipasi penyebaran hoaks.
Saat ini sudah banyak bermunculan perempuan inspirasi yang mampu untuk menyampaikan aspirasi dan prestasinya di kancah dunia, seperti Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan RI yang meraih penghargaan sebagai Finance Minister of the Year for East Asia Pasific pada tahun 2020, Najwa Shihab seorang jurnalis yang terkenal dengan gaya tegasnya dalam menyampaikan aspirasi di berbagai acara, dan ada Gita Savitri Devi sebagai creator di YouTube maupun Instagram yang juga sering menyuarakan mengenai hak-hak perempuan di media sosial.
ADVERTISEMENT
Sudah seharusnya perempuan berperan di ranah publik dan ikut serta dalam pembangunan ekonomi. Namun, sebagai seorang perempuan kita sering berada di ranah domestik sehingga yang terjadi pada perempuan yang bekerja atau berada di ranah publik akan mengalami peran ganda. Semangat untuk bisa membantu dan berbuat baik untuk orang lain, semangat untuk bisa berprestasi di berbagai bidang dalam kehidupan, serta semangat sebagai ibu rumah tangga yang dapat mendidik anak-anaknya menjadi Ibu bangsa di era modern.