Konten dari Pengguna

Solusi untuk Generasi Z Mudah Mendapatkan Pekerjaan

Dr Billy Lazuardi
Universitas Jayabaya Trainer Esas Management, Trainer AHS Management, Podcaster Pengabdi Ilmu.
27 Mei 2024 10:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr Billy Lazuardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi calon pegawai yang sedang dalam interview kerja (Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi calon pegawai yang sedang dalam interview kerja (Pexels)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, kini mulai memasuki dunia kerja. Meski memiliki keunggulan dalam keterampilan digital, mereka menghadapi sejumlah kendala yang perlu diatasi agar lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Sebagai praktisi Human Capital saya akan memberikan beberapa solusi yang dapat diterapkan menyesuaikan dengan kendala yang saya temukan yang seringkali dihadapi mayoritas Generasi Z.
ADVERTISEMENT
Pertama, peningkatan pendidikan dan keterampilan menjadi langkah fundamental. Institusi pendidikan perlu beradaptasi dengan kebutuhandan tantangan dari pasar kerja yang terus berubah. Dengan adanya program-program magang, kolaborasi dengan industri, dan kursus keterampilan praktis harus menjadi bagian dari kurikulum. Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, mengatakan, "Pendidikan harus mampu menjembatani dunia akademik dan dunia kerja agar lulusan siap bersaing di pasar kerja global." Pendidikan yang berorientasi pada praktik nyata akan lebih mempersiapkan generasi Z menghadapi tantangan dunia kerja.
Kedua, pengembangan soft skills sangat penting mengingat banyak lulusan baru yang masih kurang dalam keterampilan seperti komunikasi, bekerja dalam tim, dan kepemimpinan. Pelatihan soft skills bisa dilakukan melalui workshop, seminar, dan kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada pengembangan pribadi. Rhenald Kasali, seorang guru besar di Universitas Indonesia, menekankan bahwa "Soft skills akan menjadi kunci dalam membedakan antara kandidat yang baik dan yang luar biasa di mata pemberi kerja." Soft skills yang kuat akan membantu Generasi Z tidak hanya mendapatkan pekerjaan tetapi juga dalam mengembangkan diri.
ADVERTISEMENT
Ketiga, pemanfaatan teknologi dan media sosial harus digunakan sebaik-baiknya. Generasi Z perlu diberi pemahaman tentang personal branding dan bagaimana mengelola jejak digital mereka secara profesional. LinkedIn, misalnya, adalah alat yang sangat berguna untuk membangun jaringan profesional dan mencari peluang kerja. Denny Santoso, pakar pemasaran digital, menyatakan, "Personal branding yang kuat di media sosial dapat membuka banyak peluang karier bagi Generasi Z." Dengan kemampuan memanfaatkan teknologi, generasi ini bisa lebih mudah menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Keempat, dukungan dari pemerintah dan sektor swasta juga sangat diperlukan.Minimnya program pelatihan kerja dan insentif bagi perusahaan yang mempekerjakan fresh graduate menjadi kendala utama. Pemerintah dan sektor swasta perlu menciptakan lebih banyak program pelatihan kerja dan memberikan insentif bagi perusahaan yang mempekerjakan fresh graduate. Program seperti Kartu Prakerja merupakan contoh konkret dari upaya ini. Menurut Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, "Dukungan dari pemerintah dalam bentuk pelatihan dan insentif sangat penting untuk membantu generasi muda memasuki dunia kerja."
ADVERTISEMENT
Kelima, dorongan kewirausahaan bisa menjadi solusi bagi mereka yang sulit mendapatkan pekerjaan. Generasi Z dikenal sebagai generasi yang kreatif dan inovatif. Pemerintah dan lembaga pendidikan bisa menyediakan pelatihan kewirausahaan, kemudahan akses ke modal, dan bimbingan untuk memulai bisnis. Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, menyatakan bahwa "Kewirausahaan adalah salah satu cara terbaik untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi angka pengangguran." Dengan dorongan yang tepat, banyak generasi muda bisa menjadi pengusaha sukses yang menciptakan lapangan kerja baru.
Keenam, mentorship dan networking sangat penting dalam memperoleh pekerjaan. Program mentorship yang menghubungkan Generasi Z dengan profesional berpengalaman dapat membantu mereka mendapatkan wawasan dan bimbingan yang diperlukan untuk berhasil di dunia kerja. Acara networking dan forum diskusi juga bisa memberikan kesempatan bagi mereka untuk membangun jaringan yang kuat dan menemukan peluang pekerjaan. Eileen Rachman, pakar SDM, menekankan bahwa "Mentorship dan networking memberikan generasi muda akses ke pengalaman dan pengetahuan yang tidak mereka dapatkan di bangku kuliah." Jaringan yang kuat bisa membuka banyak pintu kesempatan karier.
ADVERTISEMENT
Ketujuh, kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sangat krusial. Pasar kerja terus berubah dengan cepat, terutama dengan adanya revolusi industri 4.0. Generasi Z harus siap untuk belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru dan tren industri. Pelatihan berkelanjutan dan pembelajaran seumur hidup harus menjadi bagian dari buday dalam kehidpan mereka. Iwan Jaya Azis, ekonom terkemuka, menyatakan, "Kemampuan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan adalah salah satu keterampilan paling berharga yang harus dimiliki oleh Generasi Z." Adaptasi yang cepat akan memungkinkan mereka tetap relevan dalam pasar kerja yang dinamis.
Dengan mengatasi kendala-kendala tersebut melalui pendidikan yang relevan, pengembangan soft skills, pemanfaatan teknologi, dukungan dari pemerintah dan sektor swasta, dorongan kewirausahaan, mentorship, kemampuan adaptasi,generasi Z akan lebih siap menghadapi tantangan dan . Solusi-solusi ini tidak hanya membantu mereka mendapatkan pekerjaan, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang inovatif dan menginspirasi generasi selanjutnya. (Dr. Billy Lazuardi, S.E.,MM.
ADVERTISEMENT