Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Digitalisasi Rumah Sakit, Keamanan Data Pribadi Pasien Terjamin?
18 November 2024 10:53 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Bima Ananta Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Digitalisasi saat ini menjadi fenomena yang tidak bisa dibendung merambah ke sebagian besar aktivitas manusia. Awalnya memang hanya pada beberapa aspek kehidupan dan dirasakan oleh golongan tertentu saja, akan tetapi saat ini sudah menjadi hal yang sangat wajar bagi masyarakat secara umum. Berbagai kemudahan dapat kita rasakan dengan perkembangan teknologi saat ini. Misalnya apabila ingin berbelanja, dulu kita harus pergi ke toko atau warung yang kita inginkan, akan tetapi saat ini hal tersebut bisa kita lakukan dengan duduk santai di rumah dengan berbekal aplikasi di handphone kita. Kita tinggal pilih barang atau makanan, transfer biaya pembayaran, lalu sudah ada yang mengantarkan sampai ke teras rumah kita.
ADVERTISEMENT
Tidak terkecuali dalam bidang kesehatan, dampak dari digitalisasi ini juga terasa. Bagi kita yang pernah merasakan pengalaman berobat ke rumah sakit sebelum dan sesudah era digital, tentu akan merasakan perbedaan yang cukup besar dikarenakan sistem informasi rumah sakit sudah serba digital. Mungkin dulu kita harus datang pagi-pagi untuk mendapatkan nomor antrean, lalu menunggu pemeriksaan dokter dengan dokumen rekam medis yang dibawa oleh petugas, setelah diperiksa kita akan diberikan resep oleh dokter dan surat-surat lainnya, kita serahkan ke bagian farmasi lalu melakukan pembayaran di kasir, kemudian kembali ke farmasi untuk mengambil obat yang mana dari beberapa proses di atas hampir selalu ada kertas yang diberikan ke kita dan bisa jadi kita serahkan lagi dari petugas rumah sakit yang satu dengan yang lainnya. Saat ini, dengan adanya sistem informasi rumah sakit digital, kita bisa mendapatkan nomor antrean melalui aplikasi tanpa harus ke rumah sakit terlebih dahulu. Dalam hal pencatatan data medis petugas sudah tidak membawa dokumen cetak, tidak menulis secara manual, resep obat tidak perlu dibawa-bawa, dan bahkan slip pembayaran sudah bisa dicetak dengan cepat karena petugas tidak perlu menuliskan satu persatu layanan yang kita dapatkan.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari berbagai manfaat tadi, bisa jadi dalam benak kita muncul pertanyaan apakah keamanan data pribadi kita sebagai pasien terjamin? Karena tidak dapat dipungkiri, data pribadi diperlukan dalam verifikasi bila kita berobat. Sedangkan dokumen digital, beda halnya dengan dokumen cetak, rawan terhadap pelanggaran data. Bahkan HIPAA melaporkan terjadinya peningkatan pelanggaran data pribadi secara global khususnya pada bidang kesehatan dalam beberapa tahun terakhir. Di Indonesia, pernah juga ada isu dugaan kebocoran data Kemenkes yang sampai mendapatkan respon dari Kominfo.
Berkenaan dengan pernyataan di atas, Prodi Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan Field Site Teaching (FST) untuk mahasiswa MARS UMY di RS PKU Muhammadiyah Gamping pada tanggal 8 November 2024 mengenai sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari salah satu penerapan sistem informasi rumah sakit pada era digital saat ini. Cakupan SIMRS memang luas, akan tetapi yang kita garis bawahi pada tulisan kali ini adalah tentang kemanan data pasien.
ADVERTISEMENT
Sebagai rumah sakit yang memiliki komitmen dengan transformasi digital sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan bahwa rumah sakit wajib menerapkan rekam medis elektronik, RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki tim IT yang mumpuni. Pada penerapannya, manajemen rumah sakit mendukung dengan menerbitkan regulasi khusus yaitu pedoman pelayanan sistem informasi rumah sakit. Sehingga pelaksanaan implementasi sistem informasi rumah sakit berjalan dengan baik.
Dalam hal kemanan data pasien, RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki strategi yang sangat komprehensif dengan memperhatikan pada 3 aspek yaitu sumber daya manusia (SDM), proses, dan teknologi. Aspek manusia yaitu dengan menyediakan SDM yang ahli di bidang IT dan memiliki pengetahuan tentang keamanan data, membekali pengetahuan dengan pelatihan yang relevan, pengamanan perangkat, penggunaan sandi yang kuat, dan autentikasi dua faktor. Aspek proses yaitu dengan penerbitan SOP yang jelas, pembatasan akses hanya kepada yang mempunyai hak dan wewenang, audit berkala, serta tidak menggunakan perangkat atau mengakses sistem internal dengan jaringan publik. Aspek teknologi yaitu dengan menggunakan vendor yang profesional serta menggunakan teknologi yang aman dan up to date.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, sebagai pasien atau pengguna layanan kesehatan, kita tidak perlu khawatir terhadap data pribadi kita. Akan teteapi kita tetap perlu berhati-hati apabila memberikan data pribadi kepada orang lain, karena masih banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab di luar sana.***
Bima Ananta Putra, mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.